Konten dari Pengguna

Asal, Fakta Unik, dan Sejarah Singkat Perahu Pinisi

Berita Terkini
Penulis kumparan
17 Januari 2023 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perahu pinisi. Sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Perahu pinisi. Sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Perahu pinisi merupakan jenis kapal yang menggunakan sistem layar, tiang, dan juga tali berjenis pinisi. Di Indonesia, kapal besar ini tentunya sangat populer. Perahu pinisi berasal dari Pulau Sulawesi. Meski sangat populer, nyatanya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu sejarah dibalik munculnya perahu ini. Nah, bagi Anda yang penasaran ingin tahu lebih banyak tentang perahu pinisi, simak artikel ini sampai akhir, ya.
ADVERTISEMENT

Asal dan Sejarah Singkat Perahu Pinisi

Perahu pinisi. Sumber: unsplash.com
Mengutip dari laman ditsmp.kemdikbud.go.id, perahu pinisi berasal dari Suku Bugis, Sulawesi Selatan. Suku Bugis adalah suku yang bermukim di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan dan terkenal sangat piawai dalam mengarungi lautan Nusantara maupun dunia.
Walaupun banyak orang percaya bahwa kapal dengan sistem pinisi ini sudah ada sejak abad ke-14, namun hingga kini tidak ditemukan bukti yang mendukung pernyataan tersebut. Sebaliknya, suatu penelitian berhasil mengungkap bahwa kapal milik Pangeran Sawerigading yang digunakan untuk berlayar ke banyak negara bukanlah pinisi, tetapi Perahu Welenrengnge.
Adapun menurut tradisi masyarakat setempat, nama pinisi pada kapal tersebut diberikan oleh Raja Tallo yang berasal dari gabungan dua kata, yakni picuru atau contoh yang baik dan binisi yang artinya sejenis ikan kecil yang lincah dan tangguh. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa nama kapal tersebut berasal dari bahasa Bugis, yakni panisi yang artinya sisip.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai sumber sejarah, kapal pinisi ditemukan sekitar abad ke-19. Sedangkan pinisi asli Sulawesi pertama dibangun pada tahun 1906 oleh seorang pengrajin dari Desa Ara dan Lemo-Lemo di Sulawesi Selatan.
Kapal ini menggunakan sistem layar pinisi dengan tujuh hingga delapan layar pada dua tiang yang berdiri depan-belakang. Meski begitu, sebenarnya sistem layar pinisi ini tidak benar-benar baru. Namun, meniru sistem layar schooner-ketch milik bangsa Eropa.
Tak banyak orang yang tahu jika kapal pinisi memiliki ritual pembuatan yang sangat unik. Jadi, kapal pinisi dibuat usia melalui ritual kecil pemotongan lunas. Adapun lunas merupakan bagian paling dasar pada kapal. Dalam ritual tersebut, ada banyak jenis makanan yang harus disiapkan, seperti jajanan berasa manis dan ayam jago putih. (Anne)
ADVERTISEMENT