Bacaan Lafadz Adzan dan Cara Menjawabnya dengan Benar
Konten dari Pengguna
19 Maret 2021 16:35 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bacaan lafaz azan adalah panggilan yang dikumandangkan untuk menandai waktu salat telah tiba. Panggilan ini sekaligus berfungsi sebagai seruan kepada umat Islam secara khusus agar menyegerakan salat.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang mengumandangkan azan disebut sebagai muazin. Saat azan berkumandang, tiap Muslim disunahkan untuk berhenti sejenak dari segala kegiatan untuk menyimak dan menjawabnya.
Namun, hukum menjawab azan mengundang berbagai perbedaan pendapat di antara para ulama . Untuk memahami penjelasan lebih lengkap mengenai bacaan lafaz azan dan cara menjawabnya dengan benar, kamu dapat menyimak artikel yang ada di bawah ini.
Bacaan Lafadz Adzan
Secara umum, dalam azan terdapat tujuh lafal yang harus diserukan. Dalam buku berjudul Hafalan Bacaan Shalat karya Abizar Ramdani, berikut ini bacaan lafaz azan yang harus diingat sebagai seorang muslim:
ADVERTISEMENT
Bacaan di atas adalah lafaz azan yang dikumandangkan untuk salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. Adapun lafaz azan khusus salat Subuh ialah Hayya 'alalfalaah dan Allaahu Akbar Allaahu Akbar ditambah dengan bacaan berikut:
Bagaimana Cara Menjawab Adzan?
Mengutip dari buku Hafalan Bacaan Shalat oleh Abizar Ramdani, cara menjawab azan dapat dilakukan dengan menirukan lafaz yang diucapkan muazin segera setelah ia selesai mengumandangkan azan mulai dari kalimat berikut:
ADVERTISEMENT
Tiap-tiap bacaan diucapkan sebanyak dua kali.
Berbeda halnya pada lafaz Hayya 'alashshalaah dan Hayya 'alalfalaah, berikut ini cara menjawabnya:
Sementara itu, pada azan Subuh muazin menambahkan kedua bacaan poin kedua dengan bacaan:
Selain itu, seorang muslim juga dapat menirukan secara persis bacaan yang diucapkan muazin setelah ia selesai mengumandangkan lafaz terakhir sebagai penutup azan:
ADVERTISEMENT
Setelah azan selesai dikumandangkan, bacalah selawat ke Rasulullah SAW, yang bunyinya sebagai berikut:
Apakah Menjawab Adzan itu Wajib?
Menjawab azan termasuk suatu amalan istimewa yang mudah dan ringan untuk dilakukan setiap muslim . Amalan ini bertujuan untuk memperoleh syafaat Rasulullah SAW.
Ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang dikutip dari buku Diabaikan Allah Dibenci Rasulullah oleh Rizem Aizid.
ADVERTISEMENT
Adapun hukum menjawab azan memiliki berbagai perbedaan pendapat dari para ulama. Berikut ini penjelasannya:
1. Sunah
Dikutip dari buku Taudihul Adillah 4 oleh H Muhammad Syafi`i Hadzami, hukum menjawab azan dan ikamah adalah sunah. Pendapat ini disampaikan oleh golongan ulama Mazhab Syafi’i.
Dalil yang digunakan untuk memperkuat pendapat di atas adalah:
2. Wajib
Dikutip dari buku Diabaikan Allah Dibenci Rasulullah, ulama yang mewajibkan menjawab azan adalah ulama dari Mazhab Zhahiriah dan Ibnu Wahb. Mereka menggunakan dalil hadis dari Abu Sai’id al Khudri sebagai landasan hukum pendapat tersebut.
ADVERTISEMENT
Keutamaan Menjawab Adzan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa menjawab azan merupakan amalan baik yang dapat dilakukan oleh setiap muslim. Terdapat beberapa keutamaan menjawab azan bagi seorang muslim yang mengamalkannya. Berikut ini beberapa keutamaan menjawab azan :
1. Masuk surga
Dikutip dari buku Diabaikan Allah Dibenci Rasulullah, menjawab azan akan memudahkan seseorang menjadi penghuni surga.
Adapun dalil dari keutamaan di atas ialah :
2. Dihapuskan dosa
Menjawab azan juga dapat menghapus segala dosa seorang muslim. Sebuah hadis yang menerangkan tentang keutamaan tersebut ialah dari Sa’d bin Abi Waqqash ra, Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
3. Dikabulkannya doa
ADVERTISEMENT
Kapan Pertama Kali Adzan Dikumandangkan?
Mengutip dari jurnal Persepsi Masyarakat terhadap Gema Adzan dalam Syiar Islam oleh Sifah Muthoharoh, pada mulanya Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah mengenai cara memberitahu masuknya waktu salat dan mengajak umat Islam berkumpul di masjid.
Dalam musyawarah itu ada beberapa usulan, ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup trompet seperti yang biasa dilakukan pemeluk agama yahudi. Lalu ada yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang dilakukan oleh kaum nasrani.
Hingga suatu hari, seorang sahabat Rasulullah Saw Ja‟far Bin Zaid bermimpi ada seorang malaikat mengajarinya azan. Kemudian, mimpi tersebut diberitahukan ke Rasulullah, beliau bersabda mimpinya itu sesuai dengan wahyu.
ADVERTISEMENT
Seelah itu, Rasulullah SAW meminta kepada Abdullah untuk mengajari Bilal bin Rabah cara melafalkan serangkaian kalimat azan. Rasulullah memerintahkan agar bilal bangkit dan mengumandangkan adzan.
Azan pertama kali pun dikumandangkan pada tahun pertama Hijriah di Kota Madinah oleh Bilal bin Rabah.
(RA dan FNS)