Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Beberapa Pihak yang Menentang Sistem Tanam Paksa
6 September 2022 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebelum bersatu dan merdeka, Indonesia sempat mengalami penjajahan selama ratusan tahun. Penjajahan ini dilakukan oleh beberapa negara asing dengan durasi terlama dilakukan oleh bangsa Belanda. Pada saat itu, beragam kebijakan diterapkan oleh pemerintah Belanda sehingga membuat rakyat Indonesia sengsara. Salah satu kebijakan tersebut adalah cultuur stelsel atau yang biasa disebut dengan sistem tanam paksa. Sistem ini dicetuskan oleh seorang gubernur jenderal Hindia Belanda pada waktu itu, yakni Johannes van den Bosch. Bagaimanapun juga, beberapa pihak menentangnya. Simak penjelasannya di bawah ini agar kamu bisa menjawab soal sebutkan beberapa pihak yang menentang sistem tanam paksa.
ADVERTISEMENT
Penentang Sistem Tanam Paksa
Mengutip buku Sejarah oleh Drs. Prawoto, M. Pd (2007:9), ketika van den Bosch menjabat sebagai gubernur jenderal, pada tahun 1830 dia menciptakan peraturan baru yang kemudian terkenal dengan nama ‘tanam paksa’. Tujuannya mendapatkan untung sebesar-besarnya guna menutup defisit keuangan negeri Belanda. Tanam paksa atau cultuur stelsel dapat dikatakan sebagai pajak yang harus dibayar dalam bentuk hasil bumi.
Sebenarnya peraturan sistem tanam paksa sendiri tidak terlalu memberatkan. Namun pada penerapannya, sistem ini sangat merugikan rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, beberapa pihak pun mulai menentang tanam paksa. Pihak yang menentang tanam paksa adalah:
1. Baron van Hoevell
Beliau merupakan seorang pendeta. Meskipun berkebangsaan Belanda, beliau menentang tanam paksa dan menuntut pemerintah agar memperhatikan nasib rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Eduard Douwes Dekker
Seorang Belanda yang dikenal juga sebagai Multatuli ini juga menentang tanam paksa. Beliau bahkan menulis buku berjudul Max Havelaar atau Lelang Kopi Perdagangan Belanda yang berisi tuntutannya kepada pemerintah Belanda untuk memperhatikan nasib rakta Indonesia.
3. Fransen van de Putte
Fransen adalah seorang keturunan liberal asal Belanda. Meskipun demikian, beliau menentang tanam paksa hingga menulis buku Suiker Contracten untuk memprotes sistem tersebut.
4. Pengusaha
Golongan pengusaha juga menentang sistem tanam paksa karena dinilai tidak sesuai dengan paham ekonomi liberal.
Itulah beberapa penentang tanam paksa dari bangsa Belanda. Akhirnya pada tahun 1865, sistem tanam paksa dihapuskan akibat banyaknya penentang dari kaum Belanda sendiri dan kaum liberal. (LOV)