Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Biografi Kartini Singkat sebagai Pejuang Hak Wanita Indonesia
20 April 2024 20:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Biografi Kartini dapat dimulai dari kelahirannya di Jepara, suatu daerah di Jawa Tengah. Menariknya, Kartini lahir dari keluarga bangsawan.
Biografi Kartini Singkat
Pada tanggal 2 Mei 1964, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekakan Nasional dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964. Hal ini disebabkan oleh perjuangannya terutama bagi kaum hawa di Indonesia yang dapat dilihat dalam biografi Kartini singkat berikut ini.
1. Kelahiran Kartini
Menurut Pendikan Feminis R.A. Kartini, Irma Nailul Muna (2017: 71), Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara. Kartini merupakan berasal dari kalangan priyayi atau bangsawan Jawa karena anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Itulah mengapa Kartini mempunyai gelar Raden Ajeng.
2. Masa Kecil Kartini
Karena merupakan seorang bangsawan, Kartini bisa sekolah di ELS yang dibangun untuk orang Belanda dan Jawa kaya. Namun, kartini hanya bersekolah sampai usia 12 tahun. Kemudian, Kartini pun dipingit.
ADVERTISEMENT
3. Kegiatan Selama Dipingit
Selama dipingit, Kartini berkirim surat dengan teman-temanya di Belanda. Surat ini ditulis dalam bahasa Belanda yang telah dipelajari semasa sekolah. Selain itu, Kartini juga membaca banyak hal dari Eropa sehingga tahu bagaimana cara wanita berpikir di sana.
4. Keinginan untuk Memperjuangkan Hak Wanita Indonesia
Berbagai kegiatan di atas membuat Kartini ingin memperjuangkan hak wanita di Indonesia sehingga bisa seperti wanita Eropa. Pemikirannya ini dituliskan melalui surat-surat yang dikirmkan kek Belanda
5. Mendirikan Sekolah Wanita
Saat sudah menikah dengan bupati Rembang dan gelarnya berubah jadi Raden Ayu, Kartini tetap ingin memperjuangkan hak wanita. Untungnya, suaminya mendukung dengan membangun sekolah wanita. Kartini pun menjadi guru di sana.
6. Kartini Wafat
Sayangnya, Kartini wafat pada usia 25 tahun di tahun 1904 setelah melahirkan seorang anak laki-laki. Namun berkat kegigihannya, Yayasan Kartini berhasil membangun Sekolah Kartini pada tahun 1912.
ADVERTISEMENT
Dari biografi Kartini ini dapat disimpulkan bahwa kegigihannya dalam memperjuangkan hak wanita di Indonesia patut diacungi jempol. Hal itulah yang membuat hari lahir Kartini diperingati setiap tahunnya. (LOV)