Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Bunyi Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta yang Diubah
29 Agustus 2024 17:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Awalnya, dasar negara ini dirumuskan dalam naskah Piagam Jakarta, tetapi rumusan awal tersebut dinilai hanya berpihak pada golongan tertentu. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui bunyi sila pertama dalam Piagam Jakarta.
Inilah Bunyi Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta yang Diubah
Mengutip buku Pancasila oleh Hairul Amren (2023), bunyi sila Pancasila dalam Piagam Jakarta yang diubah adalah Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Perubahan sila tersebut dibahas dalam Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 di Gedung Kesenian Jakarta. Adapun butir pertama yang diubah oleh PPKI dalam Piagam Jakarta ini menjadi, "Ketuhanan yang Maha Esa."
Rincian perubahannya yakni sebagai berikut:
Teks Pancasila dalam Piagam Jakarta yang Dibentuk oleh BPUPKI
ADVERTISEMENT
Teks Pancasila dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang Dibentuk oleh PPKI
Alasan Pengubahan Sila Pertama
Rumusan sila pertama dalam Piagam Jakarta sempat menuai kritik dan ketidaksetujuan. Beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur menyampaikan keberatan tentang butir pertama tersebut.
Alasannya adalah Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan muslim saja. Inilah yang menjadi latar belakang perubahan sila pertama Pancasila.
Perubahan sila pertama dalam Piagam Jakarta bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara. Mengingat, bangsa Indonesia memiliki berbagai suku, ras, dan agama.
Kalimat dalam sila pertama Pancasila yang terbaru mencerminkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung toleransi setinggi-tingginya. Hal ini sekaligus menjadi komitmen para pendiri bangsa dalam merealisasikan persatuan dan kesatuan.
ADVERTISEMENT
Pancasila bukan sistem nilai yang bersifat teoretis, melainkan dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila berakar dari budaya bangsa yang tumbuh subur dalam adat istiadat. Poin-poin di dalam Pancasila telah berkembang jauh sebelum Indonesia lahir.
Jadi, bunyi sila Pancasila dalam Piagam Jakarta yang diubah adalah Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Sila tersebut selanjutnya diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. (DLA)