Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Membuat Pantun Sesuai dengan Kaidah Penulisan Karya Sastra
29 Agustus 2023 20:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara membuat pantun ternyata tidak bisa dilakukan asal-asalan. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki kaidah atau aturan penulisannya sendiri. Itulah sebabnya tidak bisa membuat pantun secara sembarangan.
ADVERTISEMENT
Jika dibuat tidak sesuai dengan aturannya, suatu tulisan belum tentu bisa disebut sebagai pantun. Menulis pantun dengan benar mengajarkan seseorang untuk lebih menghargai aspek-aspek teknis dan estetika dalam menulis karya sastra.
Bagaimana Cara Membuat Pantun dengan Benar?
Pantun adalah bentuk puisi atau sajak tradisional dengan ciri khas penulisan tersendiri. Pantun biasanya terdiri dari empat baris, setiap barisnya memiliki jumlah suku kata yang sama. Pola suku kata yang teratur inilah yang memberikan ritme khas pada pantun.
Berdasarkan buku ARIF CERDAS UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS 5, Christiana Umi, 2019, pantun memiliki rima akhir antara baris pertama dan kedua, serta rima antara baris ketiga dan keempat.
Selain memiliki pola suku kata yang khas, pantun juga dikenal dengan gaya bahasanya yang indah dan puitis. Pantun sering kali menggunakan imaji dan perumpamaan yang berwarna-warni untuk menyampaikan pesan atau perasaan.
ADVERTISEMENT
Karena struktur dan kekhasan bahasanya inilah, cara membuat kata per katanya perlu dilakukan sesuai dengan kaidah penulisan sebagai karya sastra. Inilah langkah-langkah cara membuat pantun yang harus dilakukan.
1. Memahami Esensi Pantun
Agar dapat memahami pantun dengan baik, penting untuk menguasai struktur dan norma-norma yang mengatur pantun. Pantun memiliki pedoman penulisan yang mengaturnya.
Setiap baris dalam pantun sebaiknya terdiri dari minimal 8 kata dan maksimal 12 suku kata. Pantun mengikuti pola a-a-a-a atau a-b-a-b. Selain itu, penting untuk mengetahui bahwa pantun terdiri dari dua bagian, yakni sampiran dan isi.
2. Memilih Tema yang Tepat
Langkah kedua adalah menentukan tema yang akan diangkat. Jenis-jenis pantun bervariasi, mulai dari pantun nasihat, agama, teka-teki, hingga jenaka.
Jika terasa sulit menetapkan tema, buatlah daftar berbagai tema sebagai referensi. Setelahnya, pilih tema yang paling menarik dan refleksikanlah sebelum mengembangkannya.
ADVERTISEMENT
3. Menulis Isi Pantun yang Bermakna
Meskipun pantun cukup singkat, jangan meremehkan pentingnya isi yang disampaikan. Isi pantun biasanya terletak pada baris ketiga dan keempat. Isi tersebut harus mengandung pesan atau makna bagi pembaca.
4. Membuat Sampiran yang Tepat
Sampiran adalah kalimat pada baris pertama dan kedua pantun. Sampiran haruslah saling berkaitan dan sesuai dengan isi yang akan disampaikan. Keterkaitan ini tidak hanya sebatas hubungan isi teks, tetapi juga mencakup kesesuaian rima akhir pada setiap baris.
5. Menggabungkan Keselarasan Isi dan Sampiran
Langkah terakhir adalah menggabungkan isi dan sampiran pantun. Melalui penyatuan kedua bagian ini, pantun akan menghasilkan karya yang indah. Bukan hanya dari segi bunyi yang serasi, melainkan juga membawa pesan yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Itu tadi beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai cara membuat pantun yang sesuai dengan kaidah penulisan. Dengan begitu, bisa tercipta karya sastra pantun yang memang sesuai dengan tema, dan selaras antara isi dan sampirannya. (DNR)