Cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang dari Jawa Barat

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
20 Januari 2023 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang dari Jawa Barat (Foto: Fery Andriyansyah | Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang dari Jawa Barat (Foto: Fery Andriyansyah | Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang sangat luas. Masyarakat di setiap daerah mempunyai cerita rakyatnya masing-masing. Misalnya saja daerah Jawa Barat yang mempunyai cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang yang mengisahkan tentang terciptanya Gunung Tangkuban Parahu.
ADVERTISEMENT
Siapa sebenarnya Dayang Sumbi dan Sangkuriang? Simak kisahnya berikut ini.

Cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang

Ilustrasi Cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang (Foto: Brandi Redd | Unsplash.com)
Cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang merupakan cerita rakyat. Dikutip dari Nilai Pendidikan: Intertekstualitas dalam Cerita Rakyat Buton oleh Yusnan (2022:35), cerita rakyat adalah bagian dari karya sastra yang berbentuk dongeng atau bentuk cerita lainnya yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu dan disebarluaskan secara lisan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Simak kisah Dayang Sumbi dan Sangkuriang yang dirangkum dari buku Cerita Rakyat dari Jawa Barat yang disusun oleh Saini (1993) berikut ini.
Sungging Perbangkara adalah putra mahkota sekaligus calon panglima Kerajaan Pajajaran yang sangat mahir menggunakan berbagai senjata dan berkuda. Ia juga senang berburu
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari, Sungging Perbangkara dan kawan-kawannya berangkat berburu. Ketika kuda mereka kelelahan, mereka memutuskan untuk beristirahat. Di dekat tempat mereka beristirahat, bersembunyi seekor babi hutan betina yang bernama Celeng Wayungyang.
Celeng Wayungyang sudah lama tinggal di sana dan bertapa karena ingin menjadi manusia. Setelah rombongan Sungging Perbangkara pergi, Celeng Wayungyang keluar dan berjalan ke tempat para satria beristirahat tadi. Ia merasa haus dan lapar karena sepanjang hari tidak bisa keluar dari tempat persembunyiannya.
Ia lalu menemukan tempurung kelapa yang berisi air dan segera meminumnya. Ternyata, air itu berisi air seni Sungging Perbangkara. Karena itu Celeng Wayungyang hamil dan beberapa bulan kemudian melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik.
Pada musim berburu berikutnya, Sungging Perbangkara dan rombongannya berburu di tempat yang sama. Kemudian ia menemukan sang bayi yang sedang menangis dan membawanya ke istana untuk dirawat dan memberi bayi tersebut nama Dayang Sumbi.
ADVERTISEMENT
Dayang Sumbi tumbuh menjadi wanita yang cantik. Suatu hari ketika sedang menenun di atas panggung, alat tenun yang bernama taropong terjatuh ke bawah panggung yang tinggi. Ia pun berkata, “Barang siapa mengambilkan taropongku, jika perempuan kujadikan saudara, jika lelaki kujadikan suami.”
Ternyata di bawah ada seekor anjing bernama Tumang yang akhirnya mengambilkan taropong. Ketika Dayang Sumbi tertidur, si Tumang melangkahi tubuhnya dan Dayang Sumbi hamil. Karena tidak jelas siapa ayahnya, Dayang Sumbi diungsikan ke hutan untuk menjaga nama baik keluarga.
Dayang Sumbi melahirkan anak laki-laki bernama Sangkuriang. Ia tumbuh menjadi anak yang pandai berburu dan setiap hari berburu bersama Tumang. Pada suatu hari, karena gagal mengejar buruannya karena Tumang, Sangkuriang marah dan memanah Tumang.
ADVERTISEMENT
Sangkuriang pulang dengan membawa hati Tumang dan memberikan ke ibunya dan berkata itu hati rusa. Dayang Sumbi sangat marah ketika mengetahui itu hati Tumang dan melempar kepala Sangkuriang dengan sendok hingga terluka. Sangkuriang lari sangat jauh.
Belasan tahun berlalu dan Dayang Sumbi tetap tinggal di hutan tersebut. Suatu ketika datang pemuda yang melamarnya. Namun ditolak karena ia sadar si pemuda adalah Sangkuriang. Sangkuriang tidak percaya dan tetap memaksa ingin menikahinya.
Dayang Sumbi akhirnya memberikan syarat Sangkuriang harus bisa membendung Sungai Citarum agar menjadi danau dan membuat perahu, semuanya harus selesai sebelum fajar. Sangkuriang menyanggupinya.
Namun ketika gagal ia marah dan menendang perahu yang hampir selesai. Perahu itu terlempar dan terbalik. Itulah Gunung Tangkuban Parahu.
ADVERTISEMENT
Sekian cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang. Semoga bermanfaat. (KRIS)