Contoh Cerita Rakyat Panjang yang Menarik

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
30 Januari 2023 18:50 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh Cerita Rakyat Panjang yang Menarik, Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Contoh Cerita Rakyat Panjang yang Menarik, Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat adalah salah satu cerita yang sudah banyak beredar di masyarakat secara turun-temurun. Cerita ini disampaikan dari mulut ke mulut hingga menjadi legenda yang kita kenal saat ini sehingga pengarangnya biasanya sulit untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat ini juga bisa diartikan sebagai warisan yang harus dilestarikan hingga saat ini. Biasanya cerita rakyat ini menceritakan kisah dari tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut.
Setiap daerah di Indonesia ini pastinya memiliki cerita rakyat sendiri yang berbeda-beda dari yang lainnya. Cerita ini biasanya dapat kamu temukan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelajaran ini kamu akan membahas mengenai cerita rakyat yang begitu beragam.
Di artikel ini akan diberikan contoh cerita rakyat panjang yang menarik untuk kamu baca.

Contoh Cerita Rakyat Panjang

Contoh Cerita Rakyat Panjang yang Menarik, Foto: Unsplash.
Dikutip dari buku Malin Kundang: Cerita Rakyat Sumatera Barat karya Kak Yudi (2015: 2), Berikut adalah contoh cerita rakyat panjang yang menarik sebagai referensi:
ADVERTISEMENT
Dahulu kala di Padang Sumatra Barat tepatnya di Perkampungan Pantai Air Manis ada seorang janda bernama Mande Rubayah. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Malin sangat disayang oleh ibunya, karena sejak kecil Malin Kundang sudah ditinggal mati oleh ayahnya.
Malin dan ibunya tinggal di perkampungan nelayan. ibunya sudah tua ia hanya bekerja sebagai penjual kue. Pada suatu hari Malin jatuh sakit. Tubuhnya mendadak panas sekali. Mande Rubayah tentu saja sangat bingung. Tidak pernah Malin jatuh sakit seperti ini. Mande Rubayah berusaha sekuatnya untuk mengobati Malin dengan mendatangkan tabib.
Nyawa Malin yang hampir melayang itu akhirnya dapat diselamatkan berkat usaha keras ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya ia makin disayang. Demikianlah Mande Rubayah sangat menyayangi anaknya. Sebaliknya Malin juga amat sayang kepada ibunya.
ADVERTISEMENT
Ketika sudah dewasa, Malin berpamit kepada ibunya untuk pergi merantau. Pada saat itu memang ada kapal besar yang merapat di Pantai AirManis.
Meski dengan berat hati akhirnya Mande Rubayah mengijinkan anaknya pergi. Malin dibekali dengan nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus.
Hari-han berlalu terasa lambat bagi Mande Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande Rubayah memandang ke laut… Jika ada ombak dan badai besar menghempas ke pantai, dadanya berdebar-debar. la menengadahkan kedua tangannya ke atas sembari berdo’a agar anaknya selamat dalam pelayaran. Jika ada kapal yang datang merapat ia selalu menanyakan kabar tentang anaknya. Tetapi semua awak kapal atau nakhoda tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Malin tak pernah menitipkan barang atau pesan apapun kepada ibunya.
ADVERTISEMENT
Itulah yang dilakukan Mande Rubayah setiap hari selama bertahuntahun. Tubuhnya semakin tua dimakan usia. Jika berjalan ia mulai terbungkuk-bungkuk.
“Ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang…”rintih Mande Rubayah tiap malam.
Namun hingga berbulan-bulan semenjak ia menerima kabr Malin belum juga datang menengoknya. Namun ia yakin bahwa pada suatu saat Malin pasti akan kembali.
Harapannya terkabul. Pada suatu hari yang cerah dari kejauhan tampak sebuah kapal yang indah berlayar menuju pantai. Kapal itu megah dan bertingkat-tingkat. Orang kampung mengira kapal itu milik seorang sultan atau seorang pangeran. Mereka menyambutnya dengan gembira.
Ketika kapal itu mulai merepat, tampak sepasang muda-mudi berdiri di anjungan. Pakaian mereka berkilauan terkena sinar matahari. Wajah mereka cerah dihiasi senyum. Mereka nampak bahagia karena disambut dengan meriah.
ADVERTISEMENT
Mande Rubayah ikut berdesakan melihat dan mendekati kapal. Jantungnya berdebaran keras. Dia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalah anak kesayangannya si Malin Kundang.
Belum lagi tetua desa sempat menyambut, ibu Malin terlebih dahulu menghampiri Malin. la langsung memeluk Malin erat-erat. Seolah takut kehilangan anaknya lagi.
“Malin, anakku, ” katanya menahan isak tangis karena gembira. “Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?”
Malin terpana karena dipeluk wanita tua renta yang berpakaian compang-camping itu. Ia tak tercaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Seingat Malin, ibunya adalah seorang wanita berbadan tegar yang kuat menggendongnya ke mana saja. Sebelum dia sempat berpikir dengan tenang, istrinya yang cantik itu meludah sambil berkata,”Cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?”
ADVERTISEMENT
Mendengar kata-kata istrinya, Malin Kundang mendorong wanita itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah hampir tidak percaya pada perlakuan anaknya, ia jatuh terduduk sambil berkata, “Malin, Malin.
anakku.Aku ini ibumu, Nak!”
Malin Kundang tidak menghiraukan perkataan ibunya. Pikirannya kacau karena ucapan istrinya. Seandainya wanita itu benar ibunya, dia tidak akan mengakuinya. la malu kepada istrinya. Melihat wanita itu beringsut hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata,””Hai, Perempuan tua! Ibuku tidak seperti engkau ! Melarat dan dekil !”
Wanita tua itu terkapar di pasir. Mande Rubayah pingsan dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar,Pantai Air Manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal Malin semakin menjauh. Hatinya perih seperti ditusuk-tusuk. Tangannya ditadahkannya ke langit. Ia kemudian berseru dengan hatinya yang pilu,”Ya, AllahYang Maha Kuasa, kalau dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu, ya Tuhan…!.”
ADVERTISEMENT
Tidak lama kemudian, cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turtun dengan teramat lebatnya. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba datanglah badai besar. Menghantan kapal Malin Kundang. Disusul sambaran petir yang menggelegar. Seketika kapal itu hancur berkeping-keping. Kemudian terhempas ombak hingga ke pantai.
Ketika matahari pagi memancarkan sinarnya, badai telah reda. Di kaki bukit terlihat kepingan kapai yang telah menjadi batu. itulah kapal Malin Kundang. Tak jauh dari tempat itu nampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon itulah tubuh Malin kundang anak durhaka yang kena kutuk ibunya menjadi batu. Di seIa-sela batu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri. Konon, ikan itu berasal dari serpihan tubuh sang istri yang terus mencari Malin Kundang.
ADVERTISEMENT
Demikianlah contoh cerita rakyat panjang yang berkisah mengenai seorang anak yang durhaka kepada sang ibunya sehingga dikutuk menjadi batu. Pelajaran berharga yang bisa diambil dari kisah tersebut adalah jangan pernah berani kepada orang lebih tua. (UMI)