Konten dari Pengguna

Dalil yang Memerintahkan Manusia untuk Bersikap Tawadhu

Berita Terkini
Penulis kumparan
16 Februari 2023 19:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustasi sifat tawadhu. Foto: Unsplash/Imad Alassiry
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi sifat tawadhu. Foto: Unsplash/Imad Alassiry
ADVERTISEMENT
Setiap Muslim selalu dianjurkan untuk berbuat kebaikan untuk diri sendiri, orang lain, hingga kepada Allah SWT. Salah satu kebaikan yang dianjurkan adalah sifat tawadhu. Bahkan, terdapat dalil yang memerintahkan kita bersikap tawadhu, baik dalam Al-Quran maupun hadits.
ADVERTISEMENT
Dengan sifat tawadhu, manusia akan terhindar dari sifat sombong dan merasa tinggi dibandingkan orang lain. Selain itu, tawadhu dapat membuat seseorang lebih dihargai orang yang ada di sekitarnya.

Dalil yang Memerintahkan Manusia untuk Bersikap Tawadhu

Ilustrasi perintah manusia untuk bersikap tawadhu. Foto: Pexels/Ali Arapoğlu
Dikutip dari buku Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 2 oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri (2019: 206), tawadhu secara bahasa merupakan mashdar dari kata tawadha’a yang berarti menunjukkan kerendahan diri. Kata ini diambil dari huruf wawu-dhad-ain yang menunjukkan pada kerendahan sesuatu.
Sedangkan secara terminologi berarti menunjukkan kerendahan martabat kepada orang yang ingin mengagungkannya. Ada yang mengatakan, mengangungkan orang yang di atasnya karena keutamannya." Dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah dikatakan, "Tawadhu' berarti menyerahkan diri kepada Haqq, dan meninggalkan penolakan terhadap hukumnya.
ADVERTISEMENT

Tingkatan Tawadhu

Tingkatan tawadhu terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
Pertama, tawadhu kepada agama, yaitu tidak menentangnya dengan pemikiran dan penukilan, tidak menuduh dalil agama, dan tidak berpikir untuk menyangkal.
ADVERTISEMENT
Kedua, meridhai orang Muslim sebagai saudara sesama hamba seperti yang diridhai Allah bagi dirinya, tidak menolak kebenaran sekalipun datang dari musuh dan menerima maaf dari orang yang meminta maaf.
Ketiga, tunduk kepada Allah, melepaskan pendapat dan kebiasaan dalam mengabdi, tidak melihat hakmu dalam muamalah. Yang disebut tawadhu' ialah pengabdianmu kepada Allah, beribadah kepada-Nya seperti yang diperintahkanNya kepadamu dan bukan menurut pendapat sendiri.

Dalil Tawadhu

Terdapat beberapa dalil dalam Al-Quran maupun hadits yang menunjukkan perintah dan kemuliaan dari sifat tawadhu, di antaranya:
Surat Al-Furqan Ayat 63
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan: 63)
ADVERTISEMENT
Surat Al-Maidah Ayat 54
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)
ADVERTISEMENT
Hadits
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865).
Dengan sikap tawadhu dapat membuat orang tidak meremehkan orang lain. Di sisi lain, tawadhu membuat orang ditinggikan derajatnya. Maka dari itu, sifat yang satu ini sangatlah mulia dan harus diperjuangkan.(MZM)