Konten dari Pengguna

Gambaran Kondisi Rakyat yang Mengalami Penjajahan

Berita Terkini
Penulis kumparan
2 Februari 2023 19:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bagaimana kondisi rakyat yang mengalami penjajahan (Foto: Hasan Almasi | Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bagaimana kondisi rakyat yang mengalami penjajahan (Foto: Hasan Almasi | Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
Rakyat Indonesia pernah mengalami penjajahan dalam periode yang sangat lama. Awalnya, bangsa yang datang ke Indonesia memiliki tujuan untuk berdagang. Namun, karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, mereka mulai menjajah Indonesia. Bagaimana kondisi rakyat yang mengalami penjajahan?
ADVERTISEMENT
Tentunya rakyat Indonesia pada masa penjajahan merasa menderita dan tidak punya kebebasan seperti saat ini. Simak artikel ini untuk mengetahui gambaran kondisi rakyat Indonesia di zaman penjajahan.

Bagaimana Kondisi Rakyat yang Mengalami Penjajahan?

Ilustrasi Bagaimana Kondisi Rakyat yang Mengalami Penjajahan (Foto: Emily Wade | Unsplash.com)
Dikutip dari Pasti Bisa! Peringkat 1 Rangkuman Pelajaran Superlengkap SMP Kelas 2 yang disusun oleh Rustini, dkk (2011), bangsa Barat mulai datang ke Indonesia pada abad ke-16 dan 17. Yang mempelopori adalah bangsa Portugis, kemudian diikuti oleh bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris.
Tujuan awal bangsa Barat adalah untuk melakukan perdagangan dengan bangsa Indonesia. Sesampainya di Indonesia, mereka mendirikan koloni, mengadakan perdagangan, dan melaksanakan monopoli perdagangan.
Indonesia di masa itu terkenal dengan rempah-rempahnya yang sangat berlimpah. Selain itu, kondisi alam Indonesia juga subur dan dinilai sesuai untuk dikembangkan menjadi sektor pertanian. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan rempah di Eropa, timbullah keinginan untuk menjajah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Demi mendapatkan keuntungan yang besar, bangsa Barat melaksanakan berbagai kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia. Bagaimana kondisi rakyat yang mengalami penjajahan? Berikut ini gambarannya:

1. Sistem penyerahan wajib oleh VOC

VOC atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie adalah perusahaan dagang yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada abad ke-17. Alasan VOC didirikan adalah karena pada masa itu persediaan rempah Belanda sangat berlimpah, namun harganya jatuh. Oleh karena itu VOC didirikan agar bisa memonopoli perdagangan rempah di Indonesia.
Para petani dilarang untuk melakukan jual-beli dengan bebas, petani diharuskan menjual rempah hanya ke VOC saja dan harganya juga ditentukan oleh VOC. Segala kebutuhan petani juga dimonopoli VOC, sehingga mereka harus membeli di VOC juga.

2.Sistem kerja wajib atau kerja rodi oleh Herman Willem Daendels

Penderitaan rakyat Indonesia masih harus ditambah dengan sistem kerja rodi di masa jabatan Daendels pada tahun 1808-1811. Kerja rodi ini bertujuan untuk mendukung tanam paksa. Yang dibangun menggunakan sistem kerja rodi adalah rel kereta, pabrik, pelabuhan, bendungan, dan jalan raya.
ADVERTISEMENT
Sistem ini disebut kerja paksa karena selama bekerja membangun berbagai sarana tersebut, pekerja tidak dibayar, bahkan jika ada yang dibayar juga hanya sedikit saja yang diterima. Jadi, rakyat Indonesia diharuskan bekerja dengan kelaparan dan kesakitan.

3. Sistem tanam paksa oleh Johannes van den Bosch

Peraturan ini dikeluarkan oleh Johannes van den Bosch pada tahun 1830. Sistem tanam paksa mewajibkan semua desa menyisihkan 20% tanahnya untuk ditanami berbagai komoditi ekspor seperti kopi, teh, dan tebu.
Bangsa Belanda mengharuskan hasil kebun tersebut dijual ke mereka dengan harga yang ditentukan juga oleh mereka. Warga yang tidak memiliki tanah diwajibkan bekerja di kebun milik pemerintah Belanda selama 65 hari dalam setahun.
Demikian gambaran kondisi rakyat yang mengalami penjajahan. Rakyat mengalami penderitaan yang berkepanjangan karena penjajahan. Oleh karena itu, kita harus bisa mempertahankan kemerdekaan yang diraih dengan susah payah ini. (KRIS)
ADVERTISEMENT