Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Halal bi Halal: Pengertian dan Keunikan Tradisinya di Indonesia
9 April 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Halal bi halal adalah tradisi yang sudah diterapkan masyarakat Indonesia, khususnya di momen Lebaran. Tradisi ini terbilang cukup unik sebab tidak dapat ditemukan di negara lain selain Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengetahui definisi dari halalbihalal dalam bahasa Indonesia beserta keunikan tradisinya, penting untuk mengetahui asal usul kata halalbihalal ini sendiri.
Mengenal Pengertian Halal bi Halal dalam Tradisi di Indonesia
Dikutip dari dalam buku berjudul Kontemplasi Ramadan, Nasaruddin Umar (2020: 146), halal bi halal adalah tradisi di Indonesia yang berasal dari istilah bahasa Arab yang tidak dikenali dan dipahami bahkan oleh orang Arab.
Halalbihalal bukanlah bahasa Arab yang pada umumnya digunakan. Kata tersebut berasal dari akar kata halla-yahillu, berarti singgah, memecahkan, melepaskan, menguraikan, mengampuni. Halalbihalal saat ini dikenal sebagai istilah lain dari silaturahmi.
Beda dari silaturahmi dan halalbihalal adalah momen halalbihalal hanya digunakan untuk mengiringi kepergian bulan suci Ramadan sedangkan silaturahim berlaku secara universal. Kemunculan tradisi halalbihalal ini terbilang cukup unik.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari dalam buku berjudul Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha, Dra. Udji Asiyah, M.Si (2016: 67), kegiatan halalbihalal dimulai sejak KGPAA Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa yang lahir pada tanggal 8 April 1725.
Istilah halalbihalal mulai digagas oleh sosok K.H Abdul Wahab Chasbullah. Penyebutan halalbihalal dimulai pada tahun 1948 di pertengahan bulan Ramadan.
Pada saat itu, Ir. Soekarno memanggil K.H. Wahab Chasbullah ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Untuk itu, K.H Abdul Wahab Chasbullah memberi saran kepada Ir. Soekarno untuk menyelenggarakan silaturahmi bersamaan dengan momen Lebaran atau Hari Raya Idulfitri.
ADVERTISEMENT
Silaturahmi tersebut kemudian diberi nama halalbihalal. Oleh sebab itu, istilah halalbihalal tetap digunakan hingga saat ini untuk menyebut acara silaturahmi di Indonesia, khususnya setelah hari raya Idulfitri.
Ulasan tentang halal bi halal adalah tradisi silaturahmi yang umum dilakukan masyarakat Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan tambahan yang bermanfaat. (DAP)