Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Hukum jika Lupa Membaca Niat Puasa Apakah Sah
12 Maret 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jika lupa membaca niat puasa apakah sah? Masih banyak umat muslim yang bingung dengan hukum perkara ini. Sebab, terkadang seseorang bisa lupa tidak mengucapkan niat berpuasa di malam hari, tetapi berniat dalam hati saja.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, orang tersebut sama sekali tidak mengucapkan niat di mulut. Oleh karena itu, penting sekali memahami hukum lupa membaca niat puasa.
Jika Lupa Membaca Niat Puasa Apakah Sah?
Jika lupa membaca niat puasa apakah sah? Mengutip buku Kitab Fikih Sehari-hari Mazhab Syafi'i oleh A.r. Shohibul Ulum (2023), niat adalah salah satu rukun ibadah puasa yang harus dilakukan.
Waktu melaksanakan niat tersebut dimulai sejak tenggelamnya matahari hingga terbit fajar. Jika tidak melakukan niat dalam berpuasa, maka ibadah yang dilakukan tidak akan sah.
Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
ADVERTISEMENT
Hukum Tidak Membaca Niat Puasa secara Lisan
Niat yang tidak diucapkan di mulut, tetapi hanya terbesit dalam hati dianggap sah dalam Islam. Namun, pengucapan niat di mulut dinilai lebih membantu konsentrasi hati. Hal ini menandakan bahwa hukum mengucapkan niat di mulut tidak wajib, tetapi sunnah.
Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud niat di sini adalah niat berpuasa. Ketika malam hari sudah bertekad untuk berpuasa besok di bulan Ramadan meskipun hanya di dalam hati, maka sesungguhnya ia sudah berniat. (al – Fiqh al – Islamiy wa Adillatuhu jilid III h. 1670).
Adapun menurut Syekh Muhammad Nawawi al – Bantaniy, niat puasa tidak cukup hanya dengan mengucapkanya di mulut tanpa disertai niat di hati. Jadi, mengucapkan lafal niat tidak disyaratkan secara mutlak, tetapi disunnahkan. Sebab, pembacaan niat oleh mulut akan lebih membantu dalam konsentrasi hati. (Kasyifah as – Saja h. 117).
ADVERTISEMENT
Jika seseorang lupa beniat pada malam hari hingga terbit fajar, maka bisa mengacu pada pendapat Abu Hanifah. Jika seseorang berniat puasa Ramadan setelah terbitnya fajar, maka puasanya tetap sah.
Itulah jawaban dari pertanyaan, jika lupa membaca niat puasa apakah sah. Dengan begitu, dapat dipahami bahwa yang paling utama adalah niat puasa Ramadan di dalam hati. Adapun membaca niat secara lisan tidak wajib, namun dianjurkan untuk meningkatkan konsentrasi hati. (DLA)