Hukum Keluar Madzi Saat Puasa Ramadhan Menurut Ajaran Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
7 April 2022 17:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keluar madzi saat puasa Ramadhan. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluar madzi saat puasa Ramadhan. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagaimana hukum keluar madzi saat puasa Ramadhan menurut ajaran Islam? Madzi merupakan cairan bening yang keluar dari kemaluan dengan tekstur tidak terlalu kental, tidak berbau, serta keluarnya tidak memancar.
ADVERTISEMENT
Jadi, sudah jelas bahwa madzi berbeda dengan air mani yang keluar lewat proses inzal. Dengan kata lain, madzi mirip dengan air kencing atau sesuatu lainnya yang keluar.
Untuk mengetahui hukum keluar madzi saat puasa Ramadhan dalam ajaran Islam, simak penjelasannya di bawah ini.

Hukum Keluar Madzi Saat Puasa Ramadhan Menurut Ajaran Islam

Ilustrasi hukum keluar madzi saat puasa Ramadhan. Foto: Unsplash
Mengutip dari buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah karya Muhammad Abduh Tuasikal (2014), hukum keluar madzi saat puasa Ramadhan tidak akan membatalkan puasa tersebut.
Namun, jika dilakukan secara sengaja sehingga mengakibatkan keluarnya madzi, maka akan mengurangi nilai ibadah wajib puasa tersebut.
Para ulama telah bersepakat bahwa hukum madzi adalah najis. Akan tetapi, cara menyucikannya cukup dengan air dan dilanjutkan berwudhu. Sedangkan jika madzi keluar saat sedang berpuasa, hukumnya tidak membatalkan.
ADVERTISEMENT
Syekh Hasan Hitou dalam kitab Fiqh ash-Shiyam berkata sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, ada juga pendapat yang menyatakan madzi yang keluar karena berciuman akan membatalkan puasa. Pendapat tersebut dikeluarkan oleh Imam Malik dan Imam Ahmad sebagai berikut:

Perkara-Perkara yang Membatalkan Puasa

Ilustrasi suasana puasa Ramadhan. Foto: Pexels
Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki sejumlah aturan dalam pelaksanaannya. Agar puasa yang dikerjakan tidak sia-sia, umat Muslim hendaknya memerhatikan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Dikutip dari Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah oleh Amirulloh Syarbini, dkk., (2012: 51-56), berikut adalah perkara-perkara yang membatalkan puasa.
ADVERTISEMENT

1. Mengeluarkan Air Mani

Para ulama sepakat, apabila seseorang mengeluarkan air mani dengan sengaja, seperti mencium perempuan, memeluk istri, atau menggunakan tangan sendiri atau tangan istrinya, maka puasanya batal dan wajib qadha.
Namun, jika air mani itu keluar secara tidak sengaja seperti karena bermimpi di siang hari, maka tidak membatalkan puasa dan tidak wajib qadha.

2. Memasukkan Sesuatu ke dalam Mulut

Apabila seseorang sedang berpuasa kemudian memasukkan sesuatu ke dalam mulut, baik mengenyangkan atau tidak, seperti obat-obatan, makanan, dan sebagainya, maka perbuatan tersebut membatalkan puasa.

3. Haid dan Nifas bagi Wanita

Bagi wanita Muslim, haid dan nifas (periode setelah melahirkan) adalah kondisi alami yang membatalkan puasa. Selama periode ini, wanita diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan diharapkan untuk menggantinya di hari-hari lain setelah kondisi tersebut berakhir.
ADVERTISEMENT

4. Muntah Secara Sengaja

Muntah berarti mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Jika dilakukan dengan sengaja, sedangkan ia sedang berpuasa, maka puasanya batal.
Namun jika tidak sengaja, tidak membatalkan puasa, sehingga tidak wajib qadha atau kifarat (jika sedang berpuasa wajib). Hal ini sesuai sabda Rasulullah berikut:
"Barang siapa yang terpaksa muntah maka tidak wajib qadha baginya, tetapi barang siapa yang sengaja muntah, maka ia wajib qadha." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

5. Makan dan Minum dengan Sengaja

Setiap orang yang dengan sengaja makan dan minum, padahal ia berniat untuk berpuasa, maka puasanya batal. Bahkan menurut sebagian ulama, jika makan dan minum itu dilakukan ketika puasa wajib, ia bukan hanya batal puasa, tetapi mendapatkan dosa dan laknat Allah.
ADVERTISEMENT
Namun, jika makan dan minum itu tidak disengaja, puasanya tetap tidak batal dengan syarat langsung berhenti makan dan minum, ketika ingat dan melanjutkan untuk berpuasa. Rasulullah bersabda:
"Sempurnakanlah puasamu, apa yang telah kamu makan itu tidak lain adalah rezeki yang Allah berikan kepadamu, tanpa berkewajiban mengqadha puasanya." (HR. Bukhari Muslim)
Berdasarkan keterangan di atas, para ulama sepakat bahwa siapa saja yang sedang berpuasa kemudian ia makan dan minum karena tidak sengaja, puasanya tidak batal. Sementara jika puasa yang dilakukannya itu puasa wajib, ia tidak wajib menggantinya.
Demikian informasi tentang hukum madzi ketika sedang berpuasa di bulan Ramadhan dan perkara-perkara yang dapat membatalkan puasa. Semoga penjelasan di atas dapat menambahkan pengetahuan keislaman Anda.
ADVERTISEMENT
(Anne & SFR)