Konten dari Pengguna

Hukum Membatalkan Puasa Sunnah menurut Ajaran Islam, Apakah Boleh?

Berita Terkini
Penulis kumparan
13 Maret 2024 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hukum membatalkan puasa sunnah. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Hukum membatalkan puasa sunnah. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Puasa merupakan ibadah yang memiliki banyak keutamaan bagi umat muslim. Jadi, tidak heran jika banyak umat muslim yang melaksanakannya, baik puasa wajib maupun sunnah. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana hukum membatalkan puasa sunnah?
ADVERTISEMENT
Pasalnya, terkadang ada beberapa situasi dan kondisi yang mengharuskan seseorang membatalkan puasanya. Namun, sebagian umat muslim masih merasa ragu dengan ketentuan hukumnya menurut ajaran Islam.

Hukum Membatalkan Puasa Sunnah menurut Ajaran Islam

Hukum membatalkan puasa sunnah. Sumber: pexels.com
Mengutip dari buku Fiqih Sunnah 2, Sayyid Sabiq (1017:242), hukum membatalkan puasa sunnah menurut ajaran Islam adalah diperbolehkan. Namun, terkait hal ini masih ada sejumlah perbedaan di antara empat mazhab. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Hukumnya Haram menurut Mazhab Hanafi dan Maliki

Mengacu pada mazhab Hanafi dan Maliki, haram hukumnya membatalkan puasa sunnah. Hal ini karena amalan sunnah menjadi hak milik Allah Swt dan wajib dijaga dari pembatalan, termasuk puasa sunnah.
Kedua mazhab merujuk pada Surah Muhammad ayat 33 yang berbunyi sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Menurut kedua mazhab ini, umat muslim yang membatalkan puasa sunnah, maka berkewajiban untuk mengqadha atau mengganti puasanya di lain hari. Ibnu Umar bahkan pernah berkata bahwa orang yang membatalkan puasa sunnah di luar kondisi darurat disebut sebagai orang yang bermain-main dalam agama.

2. Hukumnya Mubah menurut Mazhab Syafi’i dan Hambali

Menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, membatalkan puasa sunnah hukumnya adalah mubah dan tidak memiliki kewajiban untuk menggantinya. Dengan kata lain, tidak ada kewajiban bagi umat muslim untuk menyelesaikan amalan sunnah, kecuali haji dan umrah.
Artinya, umat muslim diperbolehkan untuk menghentikannya di tengah jalan dan tidak berdosa. Meski begitu, menyelesaikan amalan sunnah tersebut tetap diutamakan. Pasalnya, mengerjakan amalan sunnah merupakan penyempurnaan ibadah.
Akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa membatalkan puasa sunnah hukumnya menjadi makruh apabila dilakukan tanpa udzur. Sebaliknya, jika ada udzur, maka dianjurkan untuk membatalkan puasa sunnah.
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan tentang hukum membatalkan puasa sunnah menurut ajaran Islam yang penting untuk dipahami umat muslim. (Anne)