Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hukum Puasa Setengah Hari menurut Ulama
12 Maret 2024 21:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadan adalah ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam. Puasa Ramadan berlangsung sehari penuh dimulai dari masuknya waktu subuh hingga maghrib. Lantas bagaimana dengan hukum puasa setengah hari, puasa yang terkadang dilakukan oleh anak-anak.
ADVERTISEMENT
Puasa setengah hari yang dilakukan oleh anak-anak diperbolehkan karena anak-anak belum memasuki masa baligh. Namun ada hukum berbeda untuk puasa setengah hari menurut ulama bagi anak-anak yang sudah baligh dan orang dewasa.
Hukum Puasa Setengah Hari
Allah Swt. berfirman dalam Alquran QS Al-Baqarah ayat 183:
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ
Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun
ADVERTISEMENT
Para ulama banyak memberikan uraian tentang hikmah puasa Ramadan, contohnya dapat mempertinggi budi pekerti, menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang miskin, orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani, menambah kesehatan, dan lain sebagainya.
Puasa dilakukan seharian penuh, waktunya dimulai dari masuknya waktu subuh hingga terdengar azan maghrib berkumandang. Namun, pasti pernah mendengar tentang puasa setengah hari. Bagaimanakah hukum puasa setengah hari?
Menurut Imam As-Syairazi, hukum puasa setengah hari bagi anak-anak yang sudah baligh dan orang dewasa adalah haram, kecuali ada alasan syar'i yang mengizinkannya untuk berbuka puasa di siang hari. Contoh alasan syar'i tersebut adalah sakit parah, hamil, menyusui, atau bepergian jauh.
Senada dalam buku ILMU FIQIH: Suatu Pengantar Komprehensif kepada Hukum Islam, Saifudin Nur, M.Ag (2016) Puasa setengah hari tidak sah hukumnya. Oleh karena itu, dalam kaidah tersebut terdapat pengecualian-pengecualian.
ADVERTISEMENT
Ketentuan alasan syar'i atau pengecualian ini ada dalam Alquran QS Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:
الَّذِيۡنَ يُطِيۡقُوۡنَهٗ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِيۡنٍؕ فَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهٗ ؕ وَاَنۡ تَصُوۡمُوۡا خَيۡرٌ لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ
Ayyaamam ma'duudaat; faman kaana minkum mariidan aw'alaa safarin fa'iddatum min ayyaamin ukhar; wa 'alal laziina yutiiquunahuu fidyatun ta'aamu miskiinin faman tatawwa'a khairan fahuwa khairulo lahuu wa an tasuumuu khairul lakum in kuntum ta'lamuun
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Hukum Menelan Ludah saat Puasa Ramadan
Itulah uraian tentang hukum puasa setengah hari. Jadi puasa Ramadan harus sehari penuh, kecuali memang ada alasan syar'i yang tidak dapat dihindarkan. (ARD)