Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Integrasi Sosial: Pengertian, Bentuk, dan Syaratnya
21 Maret 2023 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Manusia tidak bisa hidup seorang diri saja, oleh karena itu manusia tinggal berkelompok dan membentuk masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal istilah integrasi sosial. Integrasi sosial merupakan situasi dan kondisi yang mencerminkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih memahami tentang pengertian, bentuk dan syarat integrasi sosial, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Integrasi Sosial Merupakan Situasi dan Kondisi yang Mencerminkan Keharmonisan dalam Kehidupan Bermasyarakat
Integrasi sosial merupakan situasi dan kondisi yang mencerminkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Dikutip dari buku dengan judul Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI oleh Maryati dan Suryawati (2007), integrasi sosial merupakan suatu proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda pada masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda bisa mencakup ras, etnik, agama, kedudukan sosial, nilai, norma, kebiasaan, dan bahasa.
Integrasi sosial dapat terbentuk jika sebagian besar anggota masyarakat sepakat tentang struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk juga nilai, norma, dan pranata-pranata sosial yang lain. William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff berpendapat bahwa syarat terjadinya integrasi sosial adalah:
ADVERTISEMENT
Bentuk Integrasi Sosial
Masih merujuk dari sumber yang sama, terdapat tiga bentuk integrasi sosial sebagai berikut:
1. Integrasi normatif
Integrasi normatif adalah bentuk integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma menjadi hal yang bisa menyatukan masyarakat. Contohnya adalah bangsa Indonesia yang disatukan dengan prinsip atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
ADVERTISEMENT
2. Integrasi fungsional
Integrasi fungsional ada karena terdapat fungsi-fungsi tertentu pada masyarakat. Suatu integrasi bisa terbentuk dengan mendahulukan fungsi dari masing-masing pihak dalam suatu masyarakat.
Contohnya adalah Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan diri dengan melihat fungsi dari tiap suku yang ada. Suku Bugis yang gemar melaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang pandai berdagang difungsikan sebagai penjual dari hasil laut tersebut.
3. Integrasi koersif
Integrasi ini bisa terbentuk karena kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Penguasa menerapkan cara koersif (kekerasan). Contohnya adalah perusuh yang akhirnya berhenti membuat kekacauan karena polisi menembakkan gas air mata.
Jadi, integrasi sosial merupakan situasi dan kondisi yang mencerminkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan terdapat tiga bentuk integrasi sosial. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan. (KRIS)
ADVERTISEMENT