Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Isi Perjanjian Hudaibiyah Lengkap dengan Latar Belakangnya
28 November 2023 19:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama Rasulullah saw. masih hidup, terdapat beberapa perjanjian yang telah beliau setujui, salah satunya adalah Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antara umat muslim dengan kafir Quraisy.
ADVERTISEMENT
Meskipun dianggap merugikan bagi umat muslim, namun Perjanjian Hudaibiyah memiliki dampak positif bagi perkembangan agama Islam di Makkah dan Madinah. Dengan adanya perjanjian ini, jumlah penganut Islam semakin banyak.
Latar Belakang Perjanjian Hudaibiyah
Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII oleh H. Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin (2021), di tahun ke-6, Rasulullah saw. bermimpi bersama sahabat memasuki Makkah dengan aman dan menginjakkan kaki di Masjidil Haram, membuka kunci Ka’bah, hingga melaksanakan ibadah umrah.
Rasulullah saw. menceritakan mimpi tersebut kepada sahabatnya. Para sahabat menyetujui perjalanan beribadah ke Makkah walaupun penuh risiko.
Kemudian, di bulan Dzulqa'dah 6 H, Rasulullah saw. bersama sahabat yang berjumlah sekitar 1.500an berangkat ke Makkah. Karena memakan waktu yang lama, kepemimpinan Madina diserahkan pada Abdullah bin Ummi Maktum.
ADVERTISEMENT
Karena ke Makkah hanya untuk melaksanakan ibadah saja, rombongan Rasulullah Saw. tidak membawa senjata, kecuali pedang yang banyak dilakukan musafir pada kala tersebut.
Akan tetapi, keberangkatan rombongan Rasulullah saw. dianggap kaum Quraisy akan berperang dengannya. Sebab, beberapa bulan sebelumnya telah terjadi perang antar keduanya.
Di tengah perjalanan ke Makkah, Rasulullah saw. meminta rombongan untuk berhenti dan berkemah di sebuah tempat yang terdapat sumur yang bernama Hudaibiyah.
Di tempat tersebut, Rasulullah saw. menerima beberapa utusan dari kaum Quraisy untuk mengkonfirmasi apa maksud kedatangan rombongan beliau ke Makkah. Terdapat 4 utusan dari kaum Quraisy datang ke Rasulullah saw. Namun mereka masih tidak percaya.
Kemudian Rasulullah saw. mengutus Kharasy bin Umayyah al-Khuza’i untuk ke kaum Quraisy bahwa niat mereka tidak ingin berperang. Namun kuda yang dikendarai dibunuh hingga ia nyaris kehilangan nyawa.
ADVERTISEMENT
Mendengar hal itu, Rasulullah saw. mengutus Utsman bin Affan. Sebab, Utsman dikenal dengan sikap yang lunak, berpengaruh, dan memiliki kerabat dekat dengan Quraisy di Makkah.
Ternyata, perundingan Utsman dengan pembesar kaum Quraisy seperti Abu Sufyan yang merupakan kerabatnya berjalan alot. Sehingga ia memutuskan untuk bertahan lebih lama di Makkah.
Di tengah situasi tersebut, terdengar isu bahwa Utsman dibunuh oleh kaum Quraisy. Mendengar hal tersebut, Rasulullah saw. segera memerintahkan sahabatnya berkumpul untuk bersumpah setia memerangi kaum Quraisy.
Usai para sahabat berbaiat, Utsman kembali ke Makkah dan ikut berbaiat. Pada akhirnya, terjadilah perundingan antara kaum Quraisy dengan Rasulullah saw. di tempatnya berkemah. Sehingga disebut Perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah
Adapun Isi dari Perjanjian Hudaibiyah yakni:
ADVERTISEMENT
Meskipun terkesan merugikan kaum muslim, perjanjian tersebut ternyata memiliki hikmah yang besar. Seperti Rasulullah saw. dianggap kaum Quraisy sebagai pemimpin Islam di Madinah.
Selain itu, gencatan senjata selama 10 tahun membuat dakwah Islam semakin luas. Sehingga, banyak orang masuk ke dalam agama Islam tanpa perlu takut pada urusan perang.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antar umat muslim dengan umat Quraisy. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan tentang peristiwa penting selama kehidupan Rasulullah saw.(MZM)