Istilah Toleransi dalam Bahasa Arab dan Pengertiannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
3 Maret 2023 19:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi toleransi dalam bahasa Arab. Foto: Pexels/Alesia Kozik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toleransi dalam bahasa Arab. Foto: Pexels/Alesia Kozik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toleransi adalah sikap yang perlu dimiliki setiap manusia. Toleransi dalam bahasa Arab dinamakan tasamuh yang memiliki arti sama-sama berbuat baik. Hal ini dikarenakan adanya toleransi menciptakan rasa saling menghargai antar sesama manusia.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan toleransi dalam agama Islam dan dampak yang ditimbulkan dari sikap tersebut, simak penjelasan di bawah ini.

Istilah Toleransi dalam Bahasa Arab Dinamakan dan Pengertiannya

Ilustrasi toleransi antar sesama manusia. Foto: Pexels/Angela Roma
Ade Jamarudin dalam jurnalnya berjudul Membangun Tasamuh Keberagamaan Dalam Perspektif Al-Qur’an (2016: 173), menjelaskan makna tasamuh adalah sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama.
Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dari pemikiran tersebut adalah firman Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat ayat 13,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Turunnya ayat tersebut turun berkenaan dengan Abu Hind yang dikawinkan oleh Rasulullah kepada seorang wanita Banıi Bayadah. Bani Bayadah berkata: “Wahai Rasulullah, pantaskah kalau kami mengawinkan putri-putri kami kepada bekas-bekas budak kami?” Ayat ini turun sebagai penjelasan bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan antara bekas budak dan orang merdeka.

Cara Membangun Sikap Toleransi

Setidaknya terdapat tiga cara untuk membangun sikap toleransi dalam agama Islam, yakni
ADVERTISEMENT

1. Berpedoman dengan Al-Quran dan Hadits

Pedoman utama umat Islam adalah Al-Quran dan hadits. Di dalamnya memberikan pemahaman secara komperhensif tentang fitrah manusia. Selain itu, kedua pedoman tersebut mengajarkan perbedaan adalah sebuah keniscayaan fitrah manusia. Sebagaimana firman Allah SWT,
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Artinya: “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat); kecuali orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat (keputusan) Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS. Hud: 118-119)

2. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dapat menjadi kunci menyikapi situasi dan kondisi perbedaan. Orang yang memiliki banyak pengetahuan akan berupaya menyikapi berbagai sudut pandang dan tidak menghakimi. Pada akhirnya membuatnya menjadi sosok yang lebih bijak.
ADVERTISEMENT

3. Bijak dalam Menyikapi Perbedaan

Agama Islam mengajarkan untuk saling mengayomi dan mengasihi sesama tanpa melihat kondisi dan status. Sebab, Allah SWT menciptakan manusia yang berbeda-beda. Sebagaimana yang dikatakan Qatadah,
“Kalau Allah meng-hendaki, tentu Dia akan menjadikan seluruh umat manusia ini sebagai Muslimin” (HR. At-Thabari no. 18712)
Adanya sikap toleransi atau tasamuh menciptakan kehidupan lebih damai. Toleransi juga membuat seseorang menjadi lebih bijak dalam memahami orang lain dan tidak mencari kelemahan yang berakibat pada rusaknya hubungan.(MZM)