Kalender Weton Jawa dan Cara Mengetahui Weton Kelahiran

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
7 Juni 2021 10:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kalender Weton Jawa. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kalender Weton Jawa. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kalender Weton Jawa adalah penghitungan atau ramalan berdasarkan hari kelahiran seseorang. Bagi orang Jawa, weton Jawa sangat penting untuk mengadakan perhitungan, seperti untuk menentukan tanggal pernikahan dan hari-hari penting lainnya.
ADVERTISEMENT
Fungsi penghitungan weton jawa, yakni agar terhindar dari sesuatu yang dianggap membawa peruntungan buruk. Biasanya penghitungan weton dilakukan oleh orang yang dituakan atau memiliki ilmu yang cukup.
Dikutip dari buku A Girl Handbook of Fortune Telling yang ditulis oleh Dita Nadia (114), perhitungan weton jawa dapat ditentukan berdasarkan hari kelahiran kita pada kalender Jawa.
Adapun kalender jawa terdiri dari tujuh hari yang didasarkan atas kalender Islam dan lima hari pasaran jawa atau disebut Pancawara.
Siklus hari pasaran adalah putaran lima hari pasaran, yakni Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Sehingga, weton yang menentukan hari kelahiran merupakan gabungan antara hari kalender Islam dan lima hari pasaran jawa.
Untuk menentukan hari kelahiran berdasarkan kalender Jawa, kamu tidak perlu mencari dari peninggalan eyang. Berikut cara mengetahui weton jawa yang mudah dengan menghitungnya.
ADVERTISEMENT

Apa Weton Tanggal Lahir?

Ilustrasi Cara Menghitung Weton Kelahiran. (Foto: https://pixabay.com)
Weton Jawa merupakan hitungan atau ramalan berdasarkan hari lahir. Weton Jawa sudah dipercaya sejak zaman dahulu bahkan hingga sekarang masih banyak yang menerapkannya.
Pada dasarnya sistem penghitungan ini tidak cuma digunakan sebagai penanda hari lahir seseorang, melainkan untuk menentukan masa tanam, panen, menentukan keputusan, hingga dipercaya bisa menggambarkan nasib atau karakter seseorang.

Cara Menghitung Weton Nikah Jawa

Ilustrasi pernikahan. Foto: Pixabay.com
Perhitungan weton jawa dipercaya bisa memberikan gambaran kecocokan dari pasangan yang akan menikah. Apalagi pernikahan adalah hal yang sakral, sehingga tak heran jika masyarakat Jawa masih menerapkan perhitungan weton ini.
Apabila hasil perhitungan weton kurang baik, tetapi tetap ingin melangsungkan pernikahan, untuk menangkal kesialannya mereka harus melakukan ruwatan atau memilih hari pernikahan khusus. Berikut neptu hari dan pasaran yang akan digunakan untuk mengetahui kecocokan antara calon mempelai.
ADVERTISEMENT
Neptu Hari
Minggu = 5
Senin = 4
Selasa = 3
Rabu = 7
Kamis = 8
Jumat = 6
Sabtu = 9
Neptu Pasaran
Pahing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Kliwon = 8
Legi = 5
Sebagai contoh, jika si wanita lahir pada Kamis Wage, berarti 8+4=12. Dan si pria lahir pada Rabu Pon, maka 7+7=14. Sehingga jumlah weton pria dan wanita ditambahkan. Jadi, 12+14=26. Selanjutnya, hasil tersebut cocokkan dengan hasil berikut:
Pegat (Jika hasil penjumlahan 1, 9, 10, 18, 19, 27, 28, 36)
Pasangan pegat akan lebih sering mengalami masalah ekonomi, kekuasaan, perselingkuhan yang berakhir dengan perceraian atau pegatan.
Ratu (Hasil penjumlahan 2, 11, 20, 29)
ADVERTISEMENT
Pasangan ini akan hidup bahagia karena memang sudah jodohnya. Rumah tangga mereka sangat harmonis dan rukun sehingga tak jarang ada saja orang yang iri akan keharmonisan tersebut.
Jodoh (Hasil penjumlahan 3, 12, 21, 30)
Pasangan yang mendapati angka ini akan menjalin rumah tangga yang sangat rukun, jauh dari masalah apa pun. Mereka akan saling menerima satu sama lain, baik itu kelebihan ataupun kekurangan masing-masing.
Topo (Hasil penjumlahan 4, 13, 22, 31)
Pasangan Topo akan mengalami kesulitan di awal rumah tangga karena masih proses memahami. Namun lambat laun mereka akan hidup harmonis dan bahagia.
Tinari (Hasil penjumlahan 5, 14, 23, 32)
Kehidupan pasangan Tinari akan sangat beruntung. Selama berumah tangga mereka akan menemukan kebahagiaan terus-menerus dan diberikan rezeki yang cukup.
ADVERTISEMENT
Padu (Hasil penjumlahan 6, 15, 24, 33)
Pasangan Padu lebih sering mengalami pertengkaran, tetapi tidak sampai bercerai. Penyebab masalah tersebut biasanya hanya dipicu karena hal sepele.
Sujanan (Hasil penjumlahan 7, 16, 25, 34)
Dalam berumah tangga, pasangan ini akan mengalami pertengkaran yang disebabkan perselingkuhan, baik yang dilakukan oleh pihak laki-laki maupun perempuan.
Pesthi (Hasil penjumlahan 8, 17, 26, 35)
Meskipun ada pertikaian kecil, pasangan Pesthi akan hidup damai, rukun, tenteram, harmonis hingga tua. Hal ini karena keduanya sama-sama bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Perhitungan Weton Jodoh Dibagi Berapa?

Ilustrasi pasangan atau jodoh. Foto: Pixabay.com
Cara menghitung weton jodoh berdasarkan tanggal lahir sangatlah mudah. Dikutip dari buku Primbon Praktis yang ditulis oleh Mama Flo (2008: 18), cara mengetahui peruntungan rezeki dan nasib kamu dan pasanganmu, yakni dengan menjumlahkan hari, pasaran, dan neptu lalu membaginya dengan angka 7.
ADVERTISEMENT
Misalnya si wanita lahir Minggu pahing, berarti 5+9=14. Kemudian si pria lahir Kamis pon, yakni 8+7=15. Sehingga weton mereka 14+15= 30.
Setelah itu hasilnya dibagi 7 dan sisanya tidak boleh lebih dari 7. Dengan demikian sisa dari 30 dibagi 7 adalah 2, karena 7x4 = 28 dan 30-28 = 2. Artinya ramalan weton dengan sisa angka 2 mengacu pada tunggak semi.
Arti angka sisa
1 = banyak rezeki, segala perbuatan baik (segara wasesa)
2 = selalu mendapat rezeki (tunggak semi)
3 = selalu menemukan keenakan (satriya wibawa)
4 = dapat menjadi tempat pengungsian (sumur sinaba)
5 = bisa menjadi petani (bumi kapetak)
6 = selalu mendapatkan rintangan/malu (satriya wirang)
7 = selalu kekurangan, sering pindah rumah (lebu katiub angin)
ADVERTISEMENT

Yang Tidak Boleh Menikah dalam Adat Jawa

Ilustrasi acara pernikahan. Foto: Unsplash.com
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan menikah, termasuk larangan-larangannya. Dalam adat Jawa, berikut larangan atau hal yang harus dihindari saat ingin menikah:

1. Hindari menikah di Bulan Suro atau Muharram

Bulan Suro atau Muharram menjadi bulan yang perlu dihindari dalam melangsungkan pernikahan. Hal ini karena dalam adat Jawa, bulan Muharram dianggap sebagai bulan suci. Konon, saat bulan Suro, Nyai Roro Kidul mengadakan hajatan dan masyarakat dilarang mengadakan acara jika tidak ingin terkena sial.

2. Larangan nikahan antara anak pertama dan ketiga

Dalam budaya Jawa, anak pertama dan ketiga dilarang untuk menikah. Menurut mitos, pernikahan anak pertama dan ketiga akan membawa kesialan dalam berumah tangga, misalnya, tidak akur hingga bercerai.
ADVERTISEMENT

3. Larangan nikah Siji Berjajar Telu

Pernikahan siji berjajar telu (satu dari tiga baris) dianggap tidak dalam pernikahan orang Jawa. Maksud dari siji jejer telu ialah jika kamu, pasangan, dan salah satu orang tuamu merupakan anak pertama, hal ini dianggap kurang baik dan bisa mendatangkan malapetaka bagi rumah tangga pasangan.

4. Perhitungan Weton

Weton calon pengantin yang tidak cocok terpaksa harus dibatalkan. Jika tidak, bisa saja muncul nasib tidak baik untuk ke depannya.
Sekian informasi mengenai Weton Jawa dan cara mengetahui weton kelahiran dan jodoh. Semoga informasi ini bermanfaat!
(CHL) dan (ZHR)