news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keteladanan Maryam binti Imran Sebagai Ibu Nabi Isa

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2021 19:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi selalu belajar tekun merupakan sifat baik yang dapat kita teladani dari Maryam binti Imran. Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi selalu belajar tekun merupakan sifat baik yang dapat kita teladani dari Maryam binti Imran. Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Maryam binti Imran, ibu Nabi Isa adalah seorang perempuan yang luar biasa. Sifat-sifatnya sangat patut kita teladani dan kisahnya dapat kita ambil hikmahnya untuk kehidupan. Nama Maryam bahkan dijadikan salah satu surat dalam Al Quran yaitu surat Maryam. Berikut ini adalah kisah Maryam binti Imran yang patut kita teladani.
ADVERTISEMENT
Kisah Maryam ini dirangkum dari buku Salihah Ala 4 Wanita Penghulu Surga oleh Ririn Astutiningrum (PT Elex Media Komputindo,2018: hlm 9-11, hlm 31-33, 36-37).

Keteladanan Ibu Nabi Isa, Menuntut Ilmu dengan Tekun

Maryam binti Imran, Ibu Nabi Isa, tak pernah lelah dalam belajar. Ia menghafal kitab Taurat dengan sangat baik dan beliau pahami isinya dengan sangat sempurna. Ketaatan Maryam dalam beribadah tidak perlu diragukan lagi. Pada siang hari ia berpuasa dan malam hari ia taat mendirikan salat.
Berkat didikan Nabi Zakaria, Maryam menyadari betapa pentingnya terus menuntut ilmu. Dengan ilmu yang beliau pelajari, Maryam mengetahui bagaimana harus bersikap pada tuhannya dan pada sesama manusia.
Ilmu menambah wawasan seseorang, dengan luasnya wawasan sudut pandang kita pada suatu masalah akan bertambah luas sehingga kita bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Selain itu ilmu juga membuka jalan untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT

Tabah dalam Menjalani Ujian

Malaikat Jibril datang kepada Maryam untuk memberi kabar bahwa Allah berkehendak Maryam akan memiliki seorang anak. Kabar itu diterima Maryam dengan bingung, bagaimana bisa, Maryam memiliki anak sedangkan beliau belum bersuami? Namun Malaikat Jibril berkata bahwa Allah mampu menjadikan apa yang Ia kehendaki.
Hati Maryam cemas, takut, khawatir, dan bingung. Sebagai manusia biasa bagaimana ia akan menjelaskannya pada semua orang tentang kehamilannya? Akan sangat riskan mengatakan bahwa Malaikat Jibril datang padanya dan mengabarkan ia akan segera memiliki anak sedangkan ia sama sekali belum bersuami.
Saat Maryam merasa telah tiba waktunya ia melahirkan, ia memilih pergi dari Baitul Maqdis. Maryam kemudian tiba pada Baitul Lahmi. Saat sedang kelelahan, ia duduk di bawah pohon kurma yang mengering. Tubuhnya lemah, perutnya lapar, tenaganya terkuras habis, sedangkan perutnya mulai terasa mulas. Semakin lama semakin sakit ia rasakan di perutnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kepiluannya Maryam sempat berucap, “Ya Allah, matikan saja aku. Biarlah aku terlupa dan tiada seorang pun yang mengingat keberadaanku.
Tak lama kemudian Maryam melahirkan putranya. Bayi itulah Isa bin Maryam. Allah kemudian mengabarkan melalui Malaikat Jibril agar Maryam minum dari air sungai yang tiba-tiba mengalir di bawahnya. Allah memerintahkan agar Maryam menggoyangkan pohon kurma dan secara ajaib pohon kurma yang kering itu merontokkan kurma-kurma yang segar.
Hidup tak akan lepas dari ujian. Orang yang beriman pun akan mendapatkan ujian dalam hidup. Allah menguji orang yang beriman untuk mengetahui sampai di mana kadar keimanannya. Dalam menghadapi ujian tersebut kita harus banyak bersabar dan memperbanyak salat agar mendekatkan kita kepada Allah, karena Allah adalah sebaik-baiknya penolong. Selain itu kita tetap harus berikhtiar untuk mencari jalan keluar.
ADVERTISEMENT
Demikian kisah Maryam binti Imran, semoga dapat dijadikan inspirasi dalam menjalani hidup.(IND)