Khotbah Kristen Singkat yang Menyentuh Hati di Momen Ibadah Minggu

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
14 November 2021 8:55 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Unsplash.com - khotbah kristen singkat yang menyentuh hati
zoom-in-whitePerbesar
Unsplash.com - khotbah kristen singkat yang menyentuh hati
ADVERTISEMENT
Bagi umat Kristiani, khotbah Kristen singkat yang menyentuh hati adalah momen yang ditunggu-tunggu setiap beribadah di hari Minggu. Ibadah pada hari Minggu rasanya tidak lengkap tanpa khotbah ini.
ADVERTISEMENT
Ya, menjalani ibadah raya di hari Minggu merupakan rutinitas yang sangat menyenangkan. Anda bisa berkumpul bersama dengan teman dan keluarga di gereja lalu melaksanakan ibadah bersama-sama.
Ibadah hari Minggu tidak akan lengkap tanpa khotbah Kristen. Bisa dikatakan, ibadah hari minggu adalah ibadahnya orang Kristen yang merupakan ibadah kelanjutan ibadah Israel dalam perjanjian lama.
Menurut buku Pengantar Ibadah Kristen oleh James F. White, (2009), ibadah hari Minggu juga sering diartikan sebagai ibadah sentral atau pusat ibadah umat Kristen dalam merayakan kebangkitan Yesus Kristus seperti yang dikisahkan dalam kitab-kitab injil.

Khotbah Kristen Singkat yang Menyentuh Hati di Momen Ibadah Minggu

Ilustrasi para jemaat yang mendengarkan khotban Kristen. Foto: Unsplash
Dikutip dari Khotbah untuk Pendidikan Warga Jemaat oleh Hengki Wijaya, berikut ini adalah contoh khotbah Kristen singkat yang menyentuh hati dan memuat ayat-ayat Alkitab.
ADVERTISEMENT

1. Domba Yang Hilang

Ayat Alkitab untuk khotbah kali ini dari Kitab Matius 18:12-20.
Kita pasti pernah merasakan kehilangan, entah itu barang atau orang yang kita sayangi. Alangkah senangnya ketika kita bisa menemukan kembali barang atau orang yang kita sayang. Demikianlah yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya saat menjadi Gembala.
Ia mengumpamakan tentang domba yang hilang dan ditemukan kembali oleh pemiliknya. Jika kamu seorang gembala memiliki banyak domba, saat itu juga ada 1 ekor domba yang tersesat maka kamu pasti akan mencari 1 ekor domba yang tersesat terus.
ADVERTISEMENT
Ketika kamu menemukan 1 ekor domba yang tersesat dan hilang, kamu pasti akan merasakan kesenangan yang lebih besar jika dibandingkan dengan menggembala banyak domba yang tidak tersesat.
Di situlah Tuhan Yesus menekankan poin penting tentang perumpamaan domba yang hilang. Pemilik domba akan lebih bahagia ketika bisa menjumpai seekor domba yang tersesat dan hilang.
Kita bisa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, karena begitu besar kasih Allah Bapa kepada anak-anak-Nya. Ia tidak menginginkan seorang pun dari anak anak Nya yang hilang, sebab itu Tuhan selalu mencari semua umat-Nya yang hilang untuk dibawa kembali pulang.
Dalam cerita Alkitab para murid bukanlah binatang domba, melainkan hanya perumpamaan saja. Bahwa mereka adalah seorang manusia yang berhak memberikan teguran kepada temannya saat sedang berbuat dosa bahkan menyimpang dari jalan yang sudah di tetapkan oleh Allah.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang murid, ia dapat memberikan nasihat secara pribadi bahkan dengan banyak saksi dihadapan seluruh jemaat. Hal itu bertujuan agar bisa mendapatkan saudaranya kembali kepada jalan yang sudah di tetapkan oleh Tuhan. Namun ketika orang yang tersesat itu susah untuk dinasihati dan melawan, maka akan dikucilkan.
Di dalam kitab tersebut, Tuhan Yesus memberikan wewenang kepada semua murid untuk menentukan menerima atau tidaknya sesorang yang hidup berjemaat bersama mereka pada waktu itu.
Demikianlah kita harus saling menegur ketika teman ada yang sedikit menyimpang untuk kembali ke jalan yang benar. Namun kita tidak boleh menghakimi, melainkan selalu mengasihi semua orang.
Puji Tuhan, syukur kepada Allah. Amin.

2. Tuhan Berkuasa

Ayat Alkitab untuk khotbah kali ini dari Kitab Kejadian 1:26.
ADVERTISEMENT
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Allah adalah Sang Pemimpin Utama, dan Ia memanggil setiap orang yang percaya untuk memimpin orang lain. Allah dapat mengatur ciptaan-Nya dalam banyak cara, tapi Ia memilih menciptakan manusia yang mempunyai roh serta kemampuan untuk berhubungan dengan dan mengikuti-Nya.
ADVERTISEMENT
Apa tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi? Bila kita merenungkan saat ini apakah kita dilahirkan ke dunia hanya untuk diselamatkan dan menerima hidup kekal bersama-Nya? Tidak hanya itu, tetapi sejak semula bumi diciptakan, Allah menghendaki kita berkuasa atas bumi ini (Kejadian 1:28).
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah:
Allah ingin manusia bukan hanya serupa dengan diri-Nya secara lahir, tetapi juga segambar dengan-Nya secara batin, demikian manusia dapat memiliki perasaan, dorongan batin, kehidupan dan sifat kudus yang sama dengan diri-Nya.
ADVERTISEMENT
Allah ingin manusia serupa dengan diri-Nya sehingga setiap orang yang berkontak dengan manusia semacam ini akan merasakan sifat Allah. Inilah keputusan yang dibuat dalam rapat ke-Allahan (Kita).
Ketiga, Allah menarik kuasa-Nya dari iblis dan menaruhnya ke atas manusia. Alasan Allah menciptakan adalah agar manusia dapat memerintah menggantikan iblis.
Sungguh besar kasih karunia, meskipun manusia jatuh dalam dosa namun janji Allah tidak berubah yaitu memberi manusia kuasa Allah untuk berkuasa.

3. Misteri Allah

Ilustrasi mendengarkan khotbah bersama. Foto: Unsplash
Ayat Alkitab untuk khotbah kali ini dari Kitab Mazmur 73:23.
Peristiwa yang keluarga hadapi sekarang adalah peristiwa yang tidak memilih waktu mana, atau situasi bagaimana, karena penyakit tiba-tiba atau karena sudah lama sakit. Kematian itu dapat saja menimpa kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Kapan kematian itu tiba tidak ada yang menduga lebih dahulu, tidak ada orang yang mengetahui lebih dahulu, dan memang tidak ada orang yang mengetahui misteri Allah untuk kehidupan kita.
Yang pasti bagi kita ialah cepat atau lambat kematian itu akan menimpa kita menurut giliran yang telah ditentukan oleh Tuhan. Semua kita akan kembali ke asalnya.
Bagaimana rahasia kematian itu, hanya Alkitablah satu-satunya kitab yang membuka rahasia kematian itu dan menunjukkan kepada kita bahwa kematian itu dalam kenyataannya sungguh hebat.
Namun, dapat menghibur kita karena beritanya yang agung di mana diberitakan bahwa maut telah dimenangkan oleh Tuhan Yesus Juru Selamat kita. Salib dan kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa Ia adalah Pemenang atas maut.
ADVERTISEMENT
Memang ada orang yang berpikir kemenangan itu nanti dinikmati apabila kita sudah mati, tetapi Alkitab mengajar bahwa barang siapa percaya kepada Tuhan Yesus ia memiliki hidup, hidup yang tidak berasal dari kita sendiri. Kita tidak mempunyai hidup, apabila itu tidak dikaruniakan kepada kita. Marilah kita melihat kehidupan Ayub.
Kita mengetahui bahwa waktu Ayub sedang mengalami penderitaan, waktu semua yang dimilikinya, hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya sudah tidak ada lagi dan teman-temannya sudah meninggalkan serta mempersalahkan dia.
Ketika yang ada padanya tinggal napas kehidupan itu, ia hanya mengatakan: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan."
Dalam kesemuanya ia tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. Ia yakin bahwa hidup ini semata-mata hanya tergantung kepada Tuhan saja, dan memang Alkitab tidak mengatakan berlangsungnya hidup dalam arti tidak akan mati.
ADVERTISEMENT
Namun, Alkitab memberitakan bahwa Allah karena kuasa-Nya dapat membaharui kehidupan manusia dan dapat menjadikan orang mati mendapat hidup kekal.
Berita seperti ini adalah berita penghiburan dan sekaligus pengharapan dari semua orang percaya.
Janji Tuhan kepada setiap orang percaya ialah bahwa Ia akan menyediakan apa yang baik untuk kita manusia. Pasti Ia selalu menyediakan apa yang baik bagi anak-anak-Nya, walaupun mungkin saat ini belum dapat dinikmati.
Sebab itu ketika kita mati dengan cara bagaimanapun janganlah kita takut, sebab apabila kita mati, kita jatuh ke tangan Allah yang Mahakuasa dan tangan itulah yang membimbing kita masuk ke rumah yang kekal di surga.
Kita harus akui bahwa tiap-tiap orang mau tidak mau dapat lepas dari Kristus, baik sebagai Penyelamat maupun sebagai Hakim. Hanya bersama Dia, Pencipta Manusia, Pemberi Hidup dan Kekuatan kepada manusia kita dapat terhibur.
ADVERTISEMENT
Hanya dengan kekuatan hidup baru dari Dia yang sudah mengorbankan hidup-Nya untuk keselamatan manusia termasuk kita yang ada hari ini.
Maka dukacita akibat kematian saudara kekasih kita ini, akan digantikan dengan penghiburan yang sejati. Sebab hanya Dialah yang senantiasa memperhatikan hidup anak-anak-Nya.
Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

4. Pertobatan

Ayat Alkitab untuk khotbah kali ini dari Kitab Amsal 1:7; 15:33; 14;27; 10:27.
Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum ialah Ibrani "yir'a" dan "pakhad" Yunani "fobos". Secara teologis dapat dikemukakan empat yang utama, yaitu ketakutan yang kudus, takut diperbudak, takut kepada manusia, dan yang disegani.
ADVERTISEMENT
Takut akan Tuhan berarti merasa gentar (ngeri) atau segan terhadap yang Mahatinggi, Mahamulia, Mahakudus, dan Mahakuasa.
Takut akan Tuhan merupakan ketakutan yang kudus, di mana sikap ini adalah dampak dari pengenalan orang percaya akan Allah yang hidup.
Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan, dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya, yaitu mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia (Ams. 2:5).
Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus. Karenanya, timbul keinginan untuk berserah diri, melakukan pertobatan, serta menghormati-Nya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan, dan kuasa-Nya yang besar.
Ada beberapa manfaat yang kita peroleh karena kita takut akan Tuhan yaitu pertama, hikmat. Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
ADVERTISEMENT
Kedua, pengetahuan. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan Tuhan.
Ketiga, kehidupan. Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. Sementara yang keempat, umur panjang. Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.
Puji Tuhan, syukur kepada Allah. Amin.

5. Tanpa Sandiwara

Ayat Alkitab untuk khotbah kali ini dari Kitab 2 Petrus 1:16.
Saat ini, banyak yang menjadi pelayanan Tuhan hanya sebagai tokoh yang memerankan sebuah perintah seperti halnya “sinetron”. Mengapa demikian? Karena banyak yang tidak sesuai antara kehidupan saat berpelayanan dengan kehidupan aslinya.
ADVERTISEMENT
Ada banyak kasus dalam pelayanan yang menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan bahkan terjerat dalam dosa seksual, utang dan bentuk penyalagunaan kekuasaan lainnya seperti mengintimidasi jemaat dengan alasan kebenaran Allah. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pertama, yang lebih berkuasa memanfaatkan jemaat yang lebih lemah posisinya. Kedua, yang lebih berkuasa menyalahgunakan kuasanya.
Ketiga, yang lebih berkuasa menciptakan hubungan dualisme (sebagai gembala secara publik dan sebagai "yang lainnya" di dalam lingkup pribadi). Jadi, yang bersangkutan tidak mengakui perpindahan perannya dan implikasi peran itu bagi "jemaatnya".
Sampai pada tahap ini, kekuasaan berubah menjadi kekerasan etis, yaitu tidak adanya perhatian yang murni (berarti pura-pura atau sandiwara) dari penginjil kepada jemaatnya.
Apakah definisi Tuhan Yesus tentang kekuasaan dalam hubungannya dengan tugas pelayanan? Bagaimana melaksanakan kekuasaan itu dalam pelayanan?
ADVERTISEMENT
Hal yang pertama kita belajar dari teladan Yesus yang melepaskan kuasa untuk melayani. Yohanes 13 dimulai dengan latar belakang Yesus sedang makan Paskah dengan murid-murid- Nya.
Dalam latar belakang ini, komentar Yohanes sangat perlu diperhatikan, yaitu:
"Sama seperti Yesus selalu mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah la sekarang mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya."
Yohanes menekankan segala kejadian di sekitar Paskah yang tidak lain adalah sikap Yesus yang melepaskan kekuasaan-Nya, yaitu segala yang la miliki sebagai Anak Allah.
Dengan melepaskan kekuasaan, la mendapatkan kekuasaan-Nya. Ia tidak sedang berpura-pura tidak memiliki kuasa. Jelas, la berkuasa karena memang la adalah anak Allah.
Namun, la tidak menggunakan kekuasaan-Nya itu, demi tujuan-Nya datang ke dunia ini, yakni "untuk menyelamatkan orang berdosa."
ADVERTISEMENT
Hal kedua diajarkan Yesus adalah siapa yang ingin menjadi terbesar dia harus menjadi hamba. Ia mengambil seorang anak yang dijadikan-Nya simbol, siapa yang dapat menjadi yang terbesar. Menurut Matius, yang terbesar ialah ia yang mau menjadi seperti anak kecil, mau menjadi hamba, mau melepaskan haknya.
Puji Tuhan, syukur kepada Allah. Amin.
(DNR & SFR)