Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kilas Balik Sejarah Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika
17 April 2022 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kali ini kita akan membahas mengenai sejarah hari peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diperingati setiap tanggal 18 April.
ADVERTISEMENT
Konferensi Asia Afrika merupakan pertemuan negara-negara Asia-Afrika solidaritas dan persatuan pada 18-24 April 1955 di Bandung , Jawa Barat.
Sejarah Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika
Berakhirnya Perang Dunia II (PD II) pada 1945 bukanlah akhir dari polemik internasional. Belum meratanya kesetaraan antar bangsa-bangsa dunia, terutama negara-negara di Asia dan Afrika, menjadi persoalan penting yang harus ditemukan solusinya.
Sebagian besar negara di Asia dan Afrika merupakan bekas jajahan dari bangsa-bangsa Eropa maupun Amerika. Lebih dari itu, masih ada beberapa negara di Asia maupun Afrika yang belum memperoleh kemerdekaan.
Latar belakang digelarnya Konferensi Asia Afrika (KAA) tidak terlepas dari fakta bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika itu belum mampu menuntaskan persoalan tersebut.
ADVERTISEMENT
Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Sukarno, berinisiatif untuk menciptakan rasa solidaritas serta menjalin persatuan dengan dihelatnya KAA di Bandung.
Tanggal 25 April sampai 2 Mei 1954, Ali Sastroamidjojo yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia memenuhi undangan Perdana Menteri Ceylon (Sri Lanka), Sir John Kotelawala. Dalam pertemuan tersebut, Ali Sastroamidjojo juga bertemu dengan beberapa pemimpin negara di Asia lainnya, juga sejumlah pemimpin bangsa-bangsa dari Afrika.
Dari sinilah tercetus gagasan untuk menghimpun suatu forum di antara negara-negara Asia dan Afrika. Indonesia diusulkan menjadi tuan rumah dalam pertemuan tersebut.
Pada 28-29 Desember 1954, para pemimpin negara-negara tersebut berkumpul di Bogor, Jawa Barat, untuk menyusun kerja sama yang sifatnya netral dan tidak memihak blok mana pun.
ADVERTISEMENT
Indonesia menyiapkan Kota Bandung sebagai tempat digelarnya pertemuan yang diberi nama Konferensi Asia-Afrika itu. Tanggal 5 Januari 1955, Gubernur Jawa Barat saat itu, Samsi Hardjadinata, membentuk panitia persiapan yang bertugas untuk menyediakan akomodasi, transportasi, logistik, keamanan, penerangan, komunikasi, kesehatan, hiburan, dan lain-lain, untuk para perwakilan negara-negara peserta.
KAA diadakan tanggal 18 - 24 April 1955. Indonesia pun tercatat dalam sejarah sebagai pelopor sekaligus penyelenggara pertemuan pemimpin negara kawasan Asia dan Afrika.
5 tokoh utama selaku pelopor KAA, yaitu:
KAA diikuti oleh total 29 negara dari Asia maupun Afrika, di antaranya adalah Afganistan, Arab Saudi, Burma (Myanmar) Ceylon (Sri Lanka), Cina, Ethiopia, India, Indonesia, Irak, Iran, Jepang, Kamboja, Laos, juga Lebanon. Ada pula Liberia, Libya, Mesir, Nepal, Pakistan, Filipina, Sudan, Suriah, Thailand, Turki Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara), Republik Vietnam (Vietnam Selatan), Yaman, Yordania, serta Siprus.
ADVERTISEMENT
Itulah kilas balik KAA yang membuahkan hasil berupa 10 poin yang kemudian disebut sebagai Dasasila Bandung. (DNR)