Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Latar Belakang Peristiwa G30S PKI Secara Singkat
10 September 2021 20:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gerakan 30 September 1965 adalah peristiwa sejarah yang terjadi pada masa setelah proklamasi. Meskipun telah terjadi 56 tahun yang lalu, peristiwa ini tetap diingat sebagai salah satu peristiwa penting di Indonesia. Ada banyak versi sejarah dari latar belakang peristiwa G30S PKI. Untuk itu selain membaca dari satu sumber, harus diperkuat juga dengan sumber yang lain.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah versi latar belakang dari pelajaran sejarah yang kita dapat di sekolah.
Latar Belakang Peristiwa G30S PKI
Berikut ini adalah pemaparan mengenai latar belakang peristiwa G30S PKI yang dirangkum dari buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) oleh Nana Supriatna, Mamat Ruhimat dan Kosim (2006: hlm 244-245).
Demokrasi Terpimpin berlangsung di Indonesia sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai dikeluarkannya Surat perintah 11 Maret 1966. Dalam pelaksanaannya Demokrasi Terpimpin berkembang menjadi demokrasi yang ditandai dengan adanya pemusatan kekuasaan pada presiden. Hal ini berpengaruh pada kehidupan politik dan pemerintahan bangsa Indonesia.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada masa itu memungkinkan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin DN Aidit untuk memperluas pengaruhnya dalam bidang politik di Indonesia. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang tidak menentu membuat PKI mendapat simpati dari masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah yang sedang mengalami tekanan berat.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada akhir 1963, gerakan yang disebut aksi sepihak mulai dilancarkan oleh PKI dan pendukungnya terutama di Jawa, Bali, dan Sumatra Utara. Beberapa contoh aksi sepihak antara lain Peristiwa Jengkol (15 November 1961), Peristiwa Indramayu (15 Oktober 1964), Peristiwa Boyolali (November 1964), Peristiwa Kanigoro (13 Januari 1965), dan Peristiwa Bandar Betsi (14 Mei 1965).
Kemampuan PKI memanfaatkan kondisi pada saat itu terlihat dari semakin meluasnya pengaruh partai tersebut dan organisasi pendukungnya, terutama dalam komponen masyarakat, seperti petani, buruh, pegawai rendah sipil maupun militer, seniman,w artawan, guru, mahasiswa, dosen, intelektual, dan TNI.
Tindakan dan perluasan pengaruh komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan kelompok anti komunis dan mempertinggi persaingan di antara elite politik nasional. Kecurigaan dan persaingan tersebut terlihat dari dalam berbagai polemik yang menonjolkan pendapat masing-masing baik melalui surat kabar maupun media massa yang dimiliki oleh tiap-tiap kelompok serta aktivitas kemasyarakatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kecurigaan dan persaingan semakin meningkat dengan munculnya desas-desus adanya Dewan Jenderal di Angkatan Darat. Desas-desus ini berdasarkan Dokumen Gilchrist yang diungkapkan oleh PKI. Menurut PKI, Dewan Jenderal akan mengadakan kudeta dengan bantuan Amerika Serikat. Tuduhan ini ditolak oleh angkatan darat yang kemudian secara resmi mengumumkan penolakan terhadap penerapan prinsip Nasakom ke dalam jajaran TNI dan pembentukan 'angkatan kelima' pada 27 September 1965. Hal ini secara langsung mempertinggi ketegangan dan persaingan politik antara angkatan darat dan PKI.
Itulah pemaparan mengenai latar belakang peristiwa G30S PKI berdasarkan versi yang kita kenal dalam pelajaran sejarah. Dalam belajar mengenai sejarah bangsa. Untuk melengkapi pengetahuan mengenai sejarah bangsa perlu membaca berbagai sumber pengetahuan sejarah bangsa dari berbagai sudut pandang.(IND)
ADVERTISEMENT