Majas Gunung, Berlian, Singa, Perahu, dan Penjelasannya beserta Majas Lainnya

Ilustrasi Majas Gunung, Berlian, Singa, Perahu. Sumber: Unsplash/Patrick Tomasso

Dalam sebuah cerita dongeng atau novel, umumnya akan menemukan gaya bahasa tertentu dengan tujuan memperindah atau mempertegas tulisan. Gaya bahasa tertentu yang sering ditemui itu disebut dengan majas. Salah satu contohnya adalah majas gunung, berlian, singa, perahu.

Dikutip dari buku Kumpulan Peribahasa, Majas, dan Ungkapan Bahasa Indonesia, Yettik Wulandari, S.Pd, (2024:173), majas adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara menyamakannya dengan sesuatu yang lain.

Majas Gunung, Berlian, Singa, Perahu

Ilustrasi Majas Gunung, Berlian, Singa, Perahu. Sumber: Unsplash/Kimberly Farmer

Berikut penjelasan tentang majas gunung, berlian, singa, perahu:

Macam-macam Majas

Ilustrasi Majas Gunung, Berlian, Singa, Perahu. Sumber: pexels.com

Berikut adalah macam-macam majas dalam bahasa Indonesia.

1. Antanaklasis

Antanaklasis adalah gaya bahasa yang menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berlainan.

2. Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan paduan kata-kata yang susunannya sejajar, tetapi untuk mengungkapkan hal yang bertentangan.

3. Antiklimaks

Gaya bahasa yang menyatakan kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai taraf yang tidak berarti dan amat mengecewakan, sangat berlawanan dengan kemajuan atau kehebatan yang telah dicapai sebelumnya.

4. Apofasis

Apofasis adalah gaya bahasa yang menegaskan dengan cara seolah-olah menyangkal.

5. Asindeton

Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.

6. Ekskalamasio

Eksklamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru.

7. Enumerasio

Enumerasio adalah gaya bahasa penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.

8. Elipsis

Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips (kalimat tidak lengkap), yaitu kalimat yang predikat atau subjeknya dilesapkan karena dianggap sudah diketahui oleh lawan bicara.

9. Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan sesuatu hal dengan melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya.

10. Interupsi

Interupsi adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata atau gabungan kata yang disisipkan di tengah-tengah kalimat.

11. Inversi

Inversi adalah gaya bahasa dengan menggunakan kalimat inversi, yaitu kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Kalimat inversi disebut juga kalimat susun balik. Hal ini sengaja dibuat untuk memberikan ketegasan pada predikatnya.

12. Kiasmus

Kiasmus adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.

13. Klimaks

Klimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, dengan menggunakan urutan kata yang semakin lama semakin tinggi tingkatannya.

14. Kolokasi

Kolokasi adalah majas gaya bahasa berupa asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.

15. Koreksio

Koreksio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata pembetulan untuk mengoreksi (menggantikan kata yang dianggap salah).

16. Parafrase

Parafrase adalah gaya bahasa penguraian dengan menggunakan ungkapan atau frase yang lebih panjang daripada sebenarnya (kata yang dimaksud).

17. Paralelisme

Paralelisme adalah gaya bahasa pengulangan seperti repetisi atau pengulangan yang khusus terdapat dalam puisi. Pengulangan di bagian awal dinamakan anafora, sedangkan di bagian akhir disebut epifora.

18. Pararima

Pararima adalah gaya bahasa berupa pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.

19. Pleonasmse

Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata lebih dari apa yang diperlukan.

20. Polisindeton

Polisindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung pada setiap bagian yang dipentingkan.

Baca Juga: 7 Contoh Majas Hiperbola dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Dapat disimpulkan bahwa majas gunung, berlian, singa, perahu adalah majas perbandingan dan metafora. Penggunaan majas ini dapat membuat bahasa menjadi lebih hidup, menarik, dan mudah diingat. (Adm)