Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Makna Filosofis di Balik Pakaian Adat Toraja yang Unik
24 Februari 2022 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 22 Februari 2023 9:33 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, pakaian adat Toraja bisa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pakaian sehari-hari dan pakaian upacara adat.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Toraja untuk wanita yaitu baju pokko dan do'doan, sedangkan laki-laki memakai celana seppa tallung buju dan sambu. Desain baju adat Toraja dikenal unik dan cantik, ini yang membuatnya sering dipilih sebagai kostum panggung, maupun untuk acara-acara khusus.
Makna di Balik Pakaian Adat Toraja
Pakaian adat Toraja beserta perhiasan yang dikenakan memiliki makna simbolik yang melambangkan stratifikasi sosial orang yang memakainya. Warna cerah dipakai pada upacara syukuran atau Rambu Tuka dan warna hitam dipakai pada upacara kedukaan atau Rambu Solo .
Dalam perkembangannya pakaian adat Toraja sudah mengalami pergeseran nilai dan fungsi pada penggunaannya. Perubahan tampak pada pakaian adat pengantin Toraja, yang mengalami perubahan pada bahan yang digunakan, maupun model yang sudah mengikuti trend mode zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Ciri khas yang nampak jelas pada pakaian adat Toraja ialah menggunakan kain tenun khas Toraja. Kain tenun ini adalah kebanggaan masyarakat Toraja sehingga dijadikan kerajinan tangan dengan nilai tinggi. Selain pakaian adat, sentuhan tenun Toraja bisa diaplikasikan pada beragam pakaian. Seperti pada model sarung, dress, dan banyak lagi.
Melansir dari buku Kebudayaan Masyarakat Toraja, Fajar Nugroho, 2016, jenis-jenis pakaian Toraja sangat banyak dengan model yang disesuaikan fungsinya. Dari model-model tersebut juga memiliki makna dan filosofi yang berbeda-beda. Misalnya penggunaan kain tenun yang menggambarkan tanda kasih sayang.
Kain tenun khas Toraja umum dipakai dalam acara pemakaman ketika ada yang meninggal dunia yaitu pada saat upacara kematian. Penggunaan ini memiliki arti yang menggambarkan status kasta dan kebangsawanan seseorang. Biasanya karena harga kain tenun asli yang tinggi dan keberadaannya yang semakin langka, setiap keluarga hanya memiliki satu saja.
ADVERTISEMENT
Dalam filosofi lainnya, penggunaan pakaian adat juga berdasarkan siapa yang menggunakannya. Beberapa nama baju adat Toraja ialah baju Pokko, Seppa Tallu Buku, Kandaure, dan lain-lain.
Aksesoris yang dipakai sebagai pelengkap juga memiliki filosofi. Filosofi dan penjelasannya bisa dijabarkan mengenai kandaure. Kandaure adalah hiasan manik-manik yang disusun menjadi suatu motif. Dipasangkan pada bagian dada, pinggang, serta lainya. Kandaure memiliki makna berupa keturunan yang hidup dengan penuh kebahagiaan bagai cahaya bagi kehidupan.
Ada juga aksesoris yang digunakan pria Toraja yaitu Gayang yang menjadi senjata khas suku Toraja. Penggunaan Gayang ini memiliki makna untuk menggambarkan laki-laki Toraja yang mulia. Begitu pun pada pakaian adat Toraja yang digunakan wanita dan memiliki makna keindahan serta kecantikan. (DNR)
ADVERTISEMENT