Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makna Hari Kuningan dan Galungan bagi Umat Hindu Bali
25 September 2024 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makna Hari Kuningan dan Galungan sangat penting dalam budaya Bali. Baik Galungan maupun Kuningan merupakan momen spesial yang membawa makna spiritual dan tradisional yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, masyarakat Bali merayakan Galungan dan Kuningan untuk menghormati para dewa dan leluhur, serta merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, tetapi juga untuk merenungkan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh budaya Bali.
Makna Hari Kuningan dan Galungan
Hari Galungan dan Kuningan merupakan dua perayaan penting dalam budaya Bali yang memiliki makna mendalam. Hari Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali dan menjadi momen untuk merayakan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan).
Di hari tersebut, para dewa dan leluhur diyakini turun ke bumi untuk menerima persembahan dari umat. Masyarakat Bali menghias rumah dan jalan dengan penjor, yaitu tiang bambu yang dihias dengan daun dan bunga, menciptakan suasana kebersamaan dan kehangatan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Seri Sejarah Mitologi Hari Raya Galungan & Kuningan, I. N. Djoni Gingsir, (2005), setelah Hari Galungan, terdapat Hari Kuningan yang jatuh sepuluh hari setelahnya. Kuningan dianggap sebagai hari yang lebih sakral, yaitu saat para dewa kembali ke surga setelah mengunjungi umatnya.
Pada momen Kuningan, umat Hindu Bali meyakini bahwa pada hari tersebut, para Dewa dan Bhatara, bersama para Pitara, turun ke bumi hingga tengah hari. Oleh karena itu, upacara dan persembahyangan pada Hari Kuningan hanya dilakukan hingga tengah hari.
Masyarakat Bali biasanya melakukan upacara sembahyang dan mempersembahkan makanan serta hasil bumi sebagai ungkapan syukur. Dari penjelasan mengenai latar belakang tersebut, dapat dipahami makna hari Kuningan dan Galungan.
ADVERTISEMENT
Makna yang terkandung dalam Hari Raya Galungan bagi masyarakat Bali adalah mengajarkan umat untuk mengendalikan nafsu, terutama nafsu yang buruk. Dalam kepercayaan Hindu, nafsu dibagi menjadi tiga kategori: nafsu ingin berkuasa, nafsu ingin mengambil hak orang lain, dan nafsu untuk selalu menang dengan cara apapun.
Hari Raya Galungan merupakan waktu yang penting untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat yang telah diberikan, termasuk penciptaan alam semesta.
Sedangkan, makna Kuningan adalah mengingatkan umat Hindu Bali untuk memuja para Dewa dan Pitara. Pemujaan dilakukan untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan bimbingan baik secara lahir maupun batin.
Momen ini juga menjadi kesempatan untuk merenungkan nilai-nilai kebaikan dan memperkuat ikatan dengan keluarga serta komunitas.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, makna Hari Kuningan dan Galungan dan Kuningan bukan hanya sekadar hari raya, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita untuk selalu berbuat baik dan menghormati leluhur. Semoga penjelasan ini membantu memahami makna dari kedua perayaan yang istimewa tersebut. (DNR)