Konten dari Pengguna

Memahami Proses Pembentukan Pupuk Kompos Secara Alami

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 Desember 2022 21:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembuatan pupuk kompos. Foto: Unsplash/Lenka Dzurendova
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembuatan pupuk kompos. Foto: Unsplash/Lenka Dzurendova
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat menanam tumbuhan, pupuk menjadi salah satu hal yang penting. Untuk mendapatkan pupuk, kita dapat membuat sendiri, salah satunya adalah pupuk kompos. Sebenarnya, bagaimana proses terbentuknya pupuk kompos secara alami?
ADVERTISEMENT

Memahami Proses Pembentukan Pupuk Kompos Secara Alami

Ilustrasi proses pembentukan pupuk kompos. Foto: Unsplash/Markus Spiske
Kompos adalah pupuk yang terbuat dari sampah organik yang kaya akan unsur Karbon dan Nitrogen. Secara alami, sampah organik akan mengalami pembusukan dan peruraian oleh ratusan jenis mikroba (bakteri, jamur, ragu) dan berbagai jenis binatang kecil yang hidup di tanah. Proses alami inilah yang dimanfaatkan untuk mengelola sampah organik menjadi pupuk.
Sampah-sampah organik bisa mengalami pembusukan akibat proses penguraian secara alami oleh bakteri. Umumnya, sampah-sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam, seperti daun-daunan, buah-buahan, kotoran hewan, bubuk teh dan kopi, kulit telur, dan sebagainya.
Pupuk kompos sendiri bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Semakin banyak kandungan organik dalam tanah, maka semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation adalah sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman.
ADVERTISEMENT
Selain menyediakan nutrisi bagi tanaman, pupuk kompos juga memperbaiki struktur tanah. Secara fisik, kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Kompos juga membuat tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman. Pada tanah tipe pasir sekali pun, material kompos berguna menjadi perekat, sehingga tanah menjadi lebih padat. Sementara itu, pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah agar tidak terlalu padat.
Dikutip dari buku Vertikulur: Bertanam Sayuran di Lahan Terbatas oleh M. Tosin Glio dan Untung Prastio (2017: 36), proses pembentukan kompos bisa berjalan dengan reaksi aerob dan anaerob.
Pada proses aerob, pengomposan tidak timbul bau busuk dan akan melepaskan energi dalam bentuk panas. Kenaikan suhu akibat panas yang dilepas sangat menguntungkan bagi lingkungan mikroba aerob. Namun, jika panas di atas 65° C, kebanyakan mikroba akan mati dan proses pengomposan berjalan lambat. Karena itu, perlu menurunkan suhu dalam proses tersebut dengan cara mengaduk atau membalik pupuk selama proses pengomposan.
ADVERTISEMENT
Pada proses anaerob, reaksi dalam pengomposan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama, beberapa jenis bakteri akan menguraikan bahan organik menjadi asam lemak. Pada tahap kedua, beberapa mikroba lain mengubah asam lemak menjadi amonia, metan, karbondioksida, dan hidrogen. Panas yang dihasilkan dalam proses anaerob lebih rendah dibandingkan dengan proses aerob.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai proses pembentukan pupuk kompos secara alami. Setelah mengetahuinya, apakah Anda mulai tertarik untuk membuat pupuk kompos sendiri?(MZM)