Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Mengapa Bisa Terjadi Pembelokan Arah Angin, Ini Dia Penjelasannya
14 Desember 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Angin merupakan fenomena yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pernahkan merasakan dirasakan arah angin berubah. Tak mengherankan jika banyak yang bertanya tentang mengapa bisa terjadi pembelokan arah angin?
ADVERTISEMENT
Sebab, adanya arah angin yang tetap memudahkan dalam manusia memanfaatkannya. Selain itu, arah angin yang satu arah memudahkan manusia dalam mengantisipasinya.
Mengapa Bisa Terjadi Pembelokan Arah Angin?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Sedangkan menurut buku Energi Terbarukan, Hamdi (2016), angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di permukaan bumi. Angin bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah.
Adapun jawaban dari pertanyaan mengapa bisa terjadi pembelokan angin dikarenakan adanya rotasi bumi yang bergerak ke arah khatulistiwa di bumi utara bergerak searah jarum jam.
Sedangkan angin di belahan bumi selatan berlawanan jarum jam. Pembelokan arah angin tersebut disebut dengan efek Coriolis.
ADVERTISEMENT
Efek Coriolis membuat sirkulasi udara bumi melengkung dan tidak berada dalam garis lurus. Selain itu, efek Coriolis membelokkan semua materi di bumi, seperti air laut.
Efek Coriolis sendiri disebabkan karena rotasi bumi yang berputar dari barat ke timur dan kecepatan tangensial (kecepatan linier suatu benda bergerak sepanjang lingkaran melingkar) suatu titik bumi.
Dengan bentuk yang bulat juga, kutub utara dan kutub selatan memiliki diameter terkecil. Sedangkan khatulistiwa memiliki diameter terbesar.
Inilah yang membuat kecepatan tangensial di kutub hanya sekitar 0,00005 mil per jam. Sedangkan di khatulistiwa, kecepatan tangensial hingga 1.040 mil per jam.
Dampak dari efek Coriolis angin bertiup berlawan jarum jam di sekitar tekanan rendah dan searah jarum jam di sekitar tekanan tinggi di belahan bumi utara.
ADVERTISEMENT
Begitu pula sebaliknya, di belahan bumi selatan, di daerah tekanan rendah arah angin akan searah jarum jam dan di daerah tekanan tinggi angin akan berlawanan jarum jam.
Itulah penjelasan singkat dari mengapa bisa terjadi pembelokan arah angin. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan tentang perubahan arah angin. (MZM)