Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Chairil Anwar, Sosok di Balik Hari Puisi Nasional Tanggal 28 April
28 April 2023 6:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pecinta puisi di Indonesia tengah bersiap untuk merayakan Hari Puisi Nasional tepat tanggal 28 April. Peringatan tersebut tidak terlepas dari tokoh penyair terkenal, Chairil Anwar. Simak ulasan mengenai Chairil Anwar, sosok di balik Hari Puisi Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 April dalam artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT
Chairil Anwar dan Hari Puisi Nasional Tanggal 28 April
Penggemar puisi memiliki hari istimewa yang dirayakan setiap tahunnya. Tidak hanya Hari Puisi Sedunia, Indonesia pun secara khusus juga memiliki Hari Puisi Nasional .
Terdapat sejarah di balik pemilihan tanggal 28 April sebagai Hari Puisi Nasional. Tanggal tersebut tentu memiliki alasan khusus, yaitu tanggal wafatnya penyair legendaris Chairil Anwar. Chairil Anwar dianggap sebagai tokoh yang berjasa dalam sastra puisi di Indonesia, sehingga layak dikenang sebagai Hari Puisi Nasional.
Biografi Singkat Chairil Anwar
Untuk mengenang Chairil Anwar sebagai bagian dari peringatan Hari Puisi Nasional, berikut ini adalah biografi singkatnya diambil dari buku Chairil Anwar: Rabun Sastra, Hayat & Stilistika yang disusun oleh Dipa Nugraha (2023:41).
ADVERTISEMENT
Chairil Anwar lahir di bulan Juli 1922 di Medan dari pasangan Tulus bin Manan dan Siti Saleha binti Datuk Paduko Tuan. Chairil merupakan anak kedua di dalam rumah tangga Tulus dan Siti Saleha. Chairil mempunyai kakak perempuan yang bernama Siti Chairani.
Kedua orang tua Chairil berasal dari Payakumbuh. Ibu Chairil adalah seorang bangsawan Koto Gadang, Sumatera Barat. Chairil dibesarkan dalam keluarga terpandang yang masih menganut Islam konservatif.
Ketertarikannya pada dunia sastra diawali dari kegemarannya membaca buku. Hal itu merupakan kebiasaan ayahnya yang seorang Bupati dan gemar mengoleksi buku. Chairil juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Belanda dan Jerman.
Chairil Anwar meninggal dunia pada tahun 1949 karena sakit. Ia meninggal akibat penyakit tifus di usia yang relatif muda, 27 tahun.
ADVERTISEMENT
Puisinya yang terkenal antara lain Aku, Ajakan, Hukum, Lagu Biasa, dan lainnya. Karya puisi Chairil Anwar yang sudah dibukukan antara lain berjudul Aku Ini Binatang Jalang, Deru Campur Debu, dan Tiga Menguak Takdir.
Tanggal 28 April dipilih sebagai Hari Puisi Nasional untuk mengenang wafatnya sosok penyair terkenal Chairil Anwar. Tidak hanya itu, Hari Puisi Nasional diharapkan menjadi momentum kebangkitan bagi generasi sastra puisi selanjutnya.(DK)