Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Ibu RA Kartini, Pahlawan yang Memperjuangkan Emansipasi Perempuan
6 Februari 2024 21:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapakah Ibu RA Kartini itu? Ibu RA Kartini atau yang juga populer dengan julukan Ibu Kita Kartini adalah salah satu pahlawan perempuan dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan pahlawan lain yang berjuang dengan mengangkat senjata, RA Kartini berjuang melalui pena. Perjuangannya bukanlah mengusir penjajah, melainkan mengusir kebodohan yang menghimpit wanita di masa itu.
Siapakah Ibu RA Kartini Itu? Ketahui Lebih Jauh Birografinya!
Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Biasanya sekolah-sekolah akan merayakan Hari Kartini dengan meriah. Sebenarnya, siapakah Ibu RA Kartini itu?
RA Kartini atau Raden Ajeng Kartini adalah putri dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya yang bernama Raden Mas Adipati Sosroningrat adalah seorang Bupati Jepara.
Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Di zaman ketika Kartini hidup, perempuan adalah kaum terbelakang. Perempuan hanya boleh sekolah hingga usia 12 tahun. Sesudahnya mereka akan dipingit dan menunggu waktu untuk dinikahkan.
ADVERTISEMENT
Kartini adalah perempuan yang cerdas. Meski dipingit, ia tidak berhenti belajar. Kartini tidak tinggal diam di rumah. Ia menulis surat kepada teman-teman korespondensinya di Belanda. Surat-surat itu kemudian dikenal dengan buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dia kerap menolak untuk dinikahkan. Berdasarkan buku Kartini: Sebuah Biografi, Sitisoemandari Soeroto, Myrtha Soeroto, (2011), Kartini memiliki cita-cita besar untuk meningkatkan status dan hak-hak perempuan, khususnya di kalangan masyarakat Jawa pada masa itu.
Setelah berulang kali menolak dinikahkan, akhirnya kartini dijodohkan dan dipaksa menikah dengan Bupati Rembang, Kanjeng Raden Mas Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada 12 November 1903.
Sebelum menikah, Kartini mengajukan beberapa syarat yang mengedepankan kesetaraan gender. Salah satunya, ia tidak ingin melakukan prosesi adat dengan berjalan jongkok, berlutut, hingga mencium kaki suami.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga mengajukan syarat untuk dibuatkan sekolah khusus perempuan dan menjadi guru di Rembang. Syarat-syarat tersebut kemudian disetujui suaminya. Dari situlah perjuangan Kartini untuk memajukan emansipasi perempuan makin berkembang.
Kartini berusaha membawa perempuan menuju posisi yang lebih tinggi. Bahwa perempuan tidak hanya berurusan dengan dapur dan kasur. Seorang perempuan haruslah cerdas, bisa baca tulis, dan berani menentukan nasibnya sendiri. Dengan begitu akan tercipta generasi selanjutnya yang lebih baik.
Sayangnya Kartini tidak berumur panjang. Dia meninggal pada usia 25 tahun. Meski dia meninggal, pemikiran dan perjuangannya untuk mengentaskan perempuan dari kungkungan patriarki dan keterbelakangan terus diakui. Pemikirannya diterbitkan menjadi buku. Kartini juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah pada tahun 1964.
ADVERTISEMENT
Apabila mendapat pertanyaan siapakah RA Kartini itu, ulasan di atas dapat dijadikan jawaban. Kartini adalah sosok pahlawan yang memperjuangan emanasipasi perempuan Indonesia supaya terbebas dari kungkungan patriarki. (SASH)