Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Primbon: Bentuk Kearifan Lokal yang Berwujud Tekstual dan Faktanya
24 Agustus 2023 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa mungkin sudah tidak asing lagi dengan buku primbon. Primbon merupakan bentuk kearifan lokal yang berwujud tekstual. Primbon biasanya dijadikan oleh sebagian orang untuk melihat atau meramal masa depan.
ADVERTISEMENT
Umumnya primbon digunakan untuk melihat jodoh dan hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Apa saja informasi yang dapat dilihat di primbon?
Fakta dan Ulasan tentang Primbon Merupakan Bentuk Kearifan Lokal yang Berwujud Tekstual
Apa yang disebut sebagai primbon? Dikutip dari buku Matematika dalam Budaya: Kumpulan Kajian Etnomatematika, Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma (2019), primbon adalah wacana budaya yang di dalamnya terkandung data-data pencatatan gejala-gejala alam yang terjadi secara berulang-ulang yang kemudian dibuat pembakuan-pembakuan oleh leluhur (Romo RDS Ranoewidjojo, 2009).
Oleh sebab itu, primbon merupakan bentuk kearifan lokal yang berwujud tekstual.Primbon tersebut biasanya berisi mengenai informasi yang berkaitan dengan keberuntungan, pernikahan, kesehatan, dan nasib lainnya.
Informasi-informasi tersebut dilihat berdasarkan tanggal lahir, nama, hingga kejadian-kejadian tertentu. Primbon dikenal sebagai ilmu meramal.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, primbon juga berdasarkan kejadian yang pernah terjadi dan terjadi berulang-ulang. Berikut beberapa fakta primbon yang menarik untuk diketahui.
1. Daur Hidup Manusia
Primbon merupakan buku atau teks yang isinya adalah daur hidup manusia dari bayi hingga dewasa. Setiap daur hidup manusia tersebut akan dilakukan upacara-upacara tertentu. Contohnya adalah saat bayi lahir akan ada acara brokohan, kemudian pitonan saat menginjak tujuh bulan.
Selain kelahiran bayi, saat pernikahan dan kematian juga akan diadakan upacara selamatan. Tujuan diadakannya upacara tersebut adalah sebagai bentuk rasa syukur. Biasanya dalam menentukan hari baik untuk upacara akan membaca primbon terlebih dahulu.
2. Watak Manusia
Watak dari orang-orang Jawa dapat dilihat dari tanggal lahir. Pada hitungan Jawa, terdapat pasaran hari seperti legi, pahing, won, wage, dan juga kliwon. Setiap hari dan pasaran tersebut memiliki watak dan sifat yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
3. Hari Baik dan Buruk
Biasanya saat ingin mengadakan pernikahan, membangun rumah, dan sebagainya harus dilaksanakan pada hari baik. Dengan melaksanakannya pada hari baik, maka diyakini akan mendatangkan rezeki yang melimpah.
Jadi, primbon merupakan bentuk kearifan lokal yang berwujud tekstual. Primbon hingga kini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat. (FAR)