Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Mengenal Pupuh Maskumambang, Puisi Tradisional Khas Sunda
13 Oktober 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 18 Maret 2023 16:58 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tahukah kamu bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai kebudayaan dan karya seni yang khas dari daerah tertentu? Pupuh merupakan salah satu karya seni dalam bahasa Sunda yang sangat menarik untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Pupuh merupakan tembang yang memiliki pola kalimat yang baku, atau dapat disebut juga sebagai lagu yang memiliki aturan tertentu dalam baris-baris liriknya dengan jumlah 17 patokan sesuai dengan jumlah jenis pupuh yang ada di Jawa Barat.
Dikutip dari buku Pendidikan Musik: Permasalahan dan Pembelajarannya yang ditulis oleh J. Julia (2017: 67), pupuh memiliki beberapa aturan, seperti jumlah baris, jumlah suku kata, dalam baris, huruf vokal dalam suku kata terakhir dalam setiap baris, dan watak setiap pupuh.
Salah satu pupuh yang menarik untuk diketahui adalah pupuh maskumambang. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai pupuh maskumambang, puisi tradisional khas Sunda.
ADVERTISEMENT
Mengenal Pupuh Maskumambang, Puisi Sunda
Dikutip dari buku Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda yang ditulis oleh Ruhaliah (2018: 50), pupuh maskumambang merupakan pupuh yang menggambarkan keadaan yang sangat sedih. Sasmitanya adalah kata-kata kumambang, ngambang, kentir, bingbang, dan maskumambang. Pupuh maskumambang memiliki aturan guru wilangan dan guru lagu, sebagai berikut 12-i, 6-a, 8-i, dan 8-a.
Agar lebih paham mengenai pupuh maskumambang, berikut salah satu contoh penggalan karya pupuh maskumambang beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
Sajajalan henteu eureun-eureun ceurik,
Cipanon rambisak,
Disusutan bijil deui,
mani cipru saputangan
Terjemahan:
Barang datang kalimah teu tata deui,
Bawaning teu tahan,
Nahan ka sedih prihatin,
ADVERTISEMENT
Goal ceurik lolongséran.
Terjemahan:
Sasambatna “Aduh-aduh Kang Marjuki,
Kumaha petana,
Diri abdi nyeri peurih,
Teu kiat nandang kaususah.
Terjemahan:
Itulah penjelasan mengenai pupuh maskumambang, puisi tradisional khas Sunda. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)