news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Rebo Wekasan dalam Tradisi Jawa

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
20 September 2021 16:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rebo Wekasan. (Foto: https://flickr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Rebo Wekasan. (Foto: https://flickr.com)
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kuliner Yogyakarta-Pantas Dikenang Sepanjang Masa yang ditulis oleh Murdijati Gardjito, dkk (2017: 155), upacara Rebo Wekasan adalah upacara tradisional yang terdapat di Desa Wonokromo, Bantul yang diadakan pada hari Rabu terakhir dalam bulan Sapar. Upacara ini mempunyai makna sebagai rasa syukur dan terima kasih atas terhindarnya wabah penyakit yang dahulu pernah menyerang mereka.
ADVERTISEMENT
Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai Rebo Wekasan dalam tradisi Jawa.

Mengenal Rebo Wekasan dalam Tradisi Jawa

Ilustrasi Rebo Wekasan. (Foto: https://pixabay.com)
Rebo Wekasan adalah sebuah ritual tradisi masyarakat Jawa pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Pada saat upacara Rebo Wekasan diadakan, banyak sekali para penjual makanan di sekitar tempat upacara dilangsungkan. Ada yang membuka warung dan ada pula yang menjajakan makanannya di tepi-tepi jalan. Dari sekian banyak makanan, makanan yang pasti dijual adalah lemper. Lemper merupakan ciri khas makanan dalam upacara Rebo Wekasan yang melambangkan bahwa orang yang datang ke tempat upacara hatinya harus lurus seperti lemper yang lempeng.
Pada saat upacara Rebo Wekasan, masyarakat Jawa juga melakukan shalat Rebo Wekasan yang juga dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Sebagian ulama melakukannya di malam Rabu dan sebagian yang lain di pagi harinya sekaligus membaca manaqib Syekh Abdul Qodir al-jailani.
ADVERTISEMENT
Menurut kitab al-Daerah yang dikutip dari buku Buku Induk Fikih Islam Nusantara yang ditulis oleh K. H. Imaduddin Utsman al-Bantani (2021: 199), sebagian ahli makrifat mengatakan bahwa setiap tahun turun 320 ribu bala (musibah) di hari Rabu terakhir bulan Safar, maka hari itu adalah hari yang paling sulit dalam setahun, maka barangsiapa yang pada hari itu melaksanakan shalat empat rakaat, maka Allah akan menjaganya dari seluruh bala tersebut selama setahun. (Mujarobat al-Daerabi: 108).
Shalat Rebo Wekasan dilakukan sebanyak empat rakat dengan dua kali salam. Setiap rakaat setelah fatihah membaca surat al-Kautsar sebanyak 17 kali, membaca surat al-Ikhlas 5 kali, surat al-Falaq, surat al-Nas, dan membacakan doa shalat Rebo Wekasan. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)
ADVERTISEMENT