Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sistem Kekerabatan Patrilineal
20 Februari 2024 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem kekerabatan sering dipakai dalam susunan keluarga . Apabila dilihat dari garis keturunannya, sistem kekerabatan dibagi menjadi dua, yaitu patrilineal dan matrilineal. Jelaskan sistem kekerabatan patrilineal!
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Posisi Perempuan dalam Sistem Kekerabatan Patriarkhi, Ikhwanudding Harahap, (2019:12), sistem kekerabatan adalah bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Setiap suku di Indonesia mempunyai sistem kekerabatan yang berbeda-beda.
Sistem kekerabatan suatu mayarakat dapat digunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Lantas, apa yang dimaksud dengan sistem kekerabatan patrilineal?
Jelaskan Sistem Kekerabatan Patrilineal!
Jelaskan sistem kekerabatan patrilineal! Patrilineal merupakan sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan pihak laki-laki atau ayah .
Berdasarkan buku Hak Waris Perempuan-Damera Press, Muhajir, (halaman 13), sistem kekerabatan patrilineal adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan berdasarkan pihak laki-laki atau ayah.
Ditariknya kekerabatan dari pihak laki-laki atau ayah tersebut akan muncul yang disebut dengan klan. Klan-klan tersebut membentuk suatu aturan yang berkaitan dengan sistem perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, yaitu larangan menikah dengan yang seklan (eksogamiklan).
ADVERTISEMENT
Eksogamiklan sendiri dimaksudkan agar masyarakat tersebut berkembang atau beregenerasi. Dengan adanya eksogamiklan di sistem kekerabatan patrilineal, maka mengakibatkan sifat perkawinan yang dilakukan yaitu patrilokal.
Jadi, patrilokal berlaku saat perempuan menikah maka perempuan tersebut harus meninggalkan keluarga asal. Hal ini menunjukan bahwa hak dan kewajiban dari perempuan tersebut sudah terlepas dari keluarga asal dan berpindah kepada suaminya.
Sifat perkawinan patrilokal tersebut menghasilkan bentuk perkawinan jujur. Perkawinan jujur tersebut dapat digambarkan dengan berpindahnya perempuan (istri) ke tempat laki-laki (suami), maka di keluarga asal perempuan (istri) terjadi kekurangan magis dan begitupun di tempat laki-laki (suami) terjadi kelebihan magis dengan berpindahnya perempuan (istri) ke tempat laki-laki (suami).
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan magis, dan perlu adanya penyeimbangan yang dilakukan, yaitu dengan cara memberikan barang magis dari keluarga laki-laki (suami) kepada keluarga perempuan (istri), barang magis tersebut disebut dengan barang jujur.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa perkawinan jujur adalah perkawinan yang dilakukan dengan pemberian (pembayaran) uang (barang) jujur.
Itulah penjelasan sistem kekerabatan patrilineal. Contoh masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patrilineal adalah suku Batak di Sumatra Utara dan masyarakat Bali di Pulau Bali. (Adm)