Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menilik Kajian Teori Pelangi, Bagaimana Bisa Muncul di Langit?
26 Agustus 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pelangi adalah salah satu fenomena alam yang kerap terjadi. Bagi yang sedang mempelajari ilmu sains, memahami kajian teori pelangi menjadi hal yang menarik.
ADVERTISEMENT
Sebab, ternyata ada sejarah panjang terkait dengan munculnya fenomena alam ini di langit. Secara umum, fenomena alam ini muncul karena adanya pembiasan cahaya.
Menilik Kajian Teori Pelangi
Pada dasarnya, pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi akibat adanya pembiasan cahaya matahari melalui tetes-tetes air di langit. Umumnya, fenomena alam ini terjadi setelah hujan reda.
Mengutip dari buku Kumpulan Praktikum Sains Anak Usia Dini, Yenti Juniarti (2021), konsep teori pelangi pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan bernama Al Qarafi. Ia merupakan seorang ilmuwan yang menemukan teori pelangi dan lahir pada 1228 M di Mesir.
Dalam karya ilmiahnya, Al Qarafi menjelaskan bahwa kemunculan pelangi di langit disebabkan oleh pantulan sinar matahari terhadap asap atau uap di langit. Menariknya, penjelasan yang sama juga turut dijelaskan oleh seorang ahli filsafat bernama Ibu Sina.
ADVERTISEMENT
Menurut Al Qarafi sendiri, pelangi memiliki dua macam warna, yakni warna asap dan matahari serta warna yang tersusun dari kedua unsur tersebut. Tak hanya tentang warna pelangi, Al Qarafi juga menjelaskan bahwa warna dari suatu objek tidak akan kembali sata saat dipantulkan ke cermin.
Sebab, warna objek dan cermin akan memunculkan warna yang berasal dari pantulan cermin. Dari sinilah, mulai banyak ilmuwan yang menjadikan teori Al Qarafi sebagai pijakan atau pedoman untuk membahas pelangi.
Jadi, seperti yang sudah dijelaskan bahwa pelangi adalah fenomena alam yang membiaskan cahaya matahari ke dalam spektrum warna penyusunnya. Hal ini bisa terjadi karena tetes-tetes air di udara bertindak seperti sebuah kristal yang bisa membiaskan cahaya matahari ke dalam spektrum warna penyusunnya.
ADVERTISEMENT
Adapun spektrum warna penyusun pelangi antara lain merah, kuning, hijau, ungu, dan lain sebagainya. Artinya, sinar matahari yang dilihat manusia sebenarnya adalah gabungan dari beberapa spektrum berbeda dan pelangi menjadi penjabaran dari spektrum-spektrum tersebut.
Demikian penjelasan tentang kajian teori pelangi yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. (Anne)