Konten dari Pengguna

Pencetus Teori Arus Balik dalam Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 Maret 2024 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teori Arus Balik Dicetuskan oleh F.D.K Bosch, Sumber Unsplash/Ruben Hutabarat
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Arus Balik Dicetuskan oleh F.D.K Bosch, Sumber Unsplash/Ruben Hutabarat
ADVERTISEMENT
Teori Arus Balik adalah salah satu pendapat dari sejarawan mengenai masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Teori arus balik dicetuskan oleh seorang ahli Sejarah berkebangsaan Belanda.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan-kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang dari India berkembang melalui hubungan niaga. Lambat laun, agama Hindu dan Buddha masuk dan tersebar di seluruh Indonesia.

Teori Arus Balik Dicetuskan oleh F.D.K Bosch, Simak Ulasannya!

Ilustrasi Teori Arus Balik Dicetuskan oleh F.D.K Bosch, Sumber Unsplash/Artem Beliaikin
Terdapat 4 teori mengenai proses masuknya ajaran Hindu-Buddha ke Indonesia, termasuk teori Arus Balik. Berdasarkan buku Seri IPS Sejarah 1, Prawoto (2007:34), teori arus balik dicetuskan antara lain oleh:

1. Teori Arus Balik

Teori arus balik dicetuskan oleh F.D.K. Bosch dan George Coedes. Berbeda dengan tiga teori yang semuanya menonjolkan peran kasta-kasta di India, teori Arus Balik mengedepankan peran orang Indonesia.
Pedagang-pedagang Indonesia yang pergi ke India juga mengunjungi tempat-tempat suci dan pusat kebudayaan. Setelah pulang ke Indonesia, mereka menyebarkan agama Hindu-Buddha.
ADVERTISEMENT

2. Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh Prof. Dr. N.J. Krom, seorang peneliti Sejarah asal Belanda. Menurut Krom, penyebaran agama Hindu-Buddha ke Indonesia dilakukan oleh para pedagang.
Sebelum pulang ke India, mereka harus menunggu datangnya angin muson selama enam bulan. Mereka berdagang dan sebagian menikah dengan penduduk asli, sambil menyebarkan agama.

3. Teori Brahmana

Teori Brahmana dikemukakan oleh J.C. van Leur, seorang sejarawan Eropa. Menurut teori ini, para Brahmana (kaum yang ahli dalam bidang agama) diundang oleh para datu (pemimpin daerah) untuk melakukan penobatan secara Hindu.
Dengan penobatan yang dilakukan oleh para Brahmana, para datu itu mempunyai kedudukan sederajat dengan raja-raja di India. Selain itu, para Brahmana diminta untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, dan memimpin upacara-upacara keagamaan yang amat penting.
ADVERTISEMENT

4. Teori Kesatria

Teori Kesatria dikemukakan oleh C.C. Berg, seorang peneliti Sejarah dari Belanda. Teori ini mencetuskan bahwa golongan Kesatria yang terdiri prajurit melakukan penyerbuan (kolonisasi) ke Indonesia.
Mereka mendirikan koloni (tempat tinggal), dan menyebarkan agama pada penduduk asli. Mereka juga mendirikan kerajaan-kerajaan yang membuat agama Hindu-Buddha semakin berkembang dan meluas.
Terlepas dari siapa yang menyebarkannya, agama Hindu-Buddha telah tersebar ke Indonesia. Bersamaan dengan itu, tersebar pula kebudayaan Hindu-Buddha yang berasal dari India.
Kebudayaan tersebut kemudian bercampur dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia. Terbentuklah kebudayaan baru yang merupakan perpaduan antara dua kebudayaan, atau disebut akulturasi.
Teori arus balik dicetuskan oleh F.D.K. Bosch dan George Coedes. Teori ini lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran ajaran Hindu-Buddha.(DK)
ADVERTISEMENT