Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Contoh Tindakan Intoleransi di Indonesia
9 April 2023 17:39 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 14 September 2023 11:18 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai intoleransi, mulai dari pengertian, faktor penyebab, hingga contoh tindakan intoleransi di Indonesia.
Pengertian dan Contoh Tindakan Intoleransi di Indonesia
Mendengar atau membaca kata intoleransi tentunya pikiran akan selalu terarah pada hal-hal yang negatif. Misalnya seperti dominasi, kekerasan, atau mungkin penggolongan, yang menjadi sikap tidak menghargai perbedaan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI ), intoleransi adalah ketiadaan tenggang rasa atau sikap intoleran. Dalam pengertian yang lebih luas, intoleransi adalah sikap abai atau tidak peduli dengan keberadaan dan identitas orang lain yang berbeda.
Intoleransi membuat seseorang menjadi tidak menghormati dan menghargai perbedaan sehingga dapat menciptakan perpecahan. Hal ini dapat memicu munculnya kondisi-kondisi berbahaya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dijelaskan dalam buku Pemikiran Islam Nurcholish Madjid oleh Budhy Munawar-Rachman, dkk., (2022: 259), sikap intoleransi dapat menjadi salah satu ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Contoh intoleransi yang paling sering ditemui adalah intoleransi pada agama lain. Kasus intoleransi agama termasuk juga pelanggaran HAM terkait kebebasan beragama dan berkeyakinan terjadi dalam beberapa bentuk.
Contoh sikap itu antara lain melarang aktivitas keagamaan, merusak rumah ibadah, diskriminasi atas dasar keyakinan atau agama, intimidasi, dan pemaksaan keyakinan. Sebanyak 26 kasus intoleransi seperti ini sudah terjadi di Indonesia sepanjang 2022.
Contoh sikap intoleransi lainnya yang lebih sederhana adalah:
ADVERTISEMENT
Cara Menghindari Sikap Intoleransi
Untuk mencegah sikap intoleransi agar tidak semakin kuat atau besar, ada beberapa cara menghindari sikap intoleransi seperti dikutip dari buku Pluralisme, Konflik, dan Perdamaian (2002) oleh Elga Sarapung berikut:
Di Indonesia, intoleransi ibaratnya seperti bara api, yakni tidak kelihatan di permukaan, tetapi gara-gara dipicu persoalan sepele bukan tidak mungkin perselisihan di tingkat individu dengan cepat menyebar menjadi aksi massa yang anarkistis.
Baca Juga: Intoleransi dalam Toleransi
Faktor Penyebab Intoleransi
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya intoleransi. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa faktor penyebab intoleransi dalam kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
1. Globalisasi
Mengutip buku Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara oleh Aa Nurdiaman (2007), globalisasi merupakan proses kehidupan yang luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Globalisasi menjadi faktor utama yang menyebabkan munculnya intoleransi pada masyarakat modern. Perkembangan situasi global menyebabkan mengikisnya nilai-nilai ketimuran, salah satunya yaitu sikap toleransi.
2. Perkembangan Media Sosial
Perkembangan media sosial menyebabkan tindakan intoleransi dapat disebarluaskan dengan mudah. Oleh sebab itu, setiap orang harus mengantisipasi dampak negatif media sosial tersebut dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya toleransi.
3. Perbedaan Adat Istiadat
Perbedaan adat istiadat juga dapat menjadi pemicu terjadinya kasus intoleransi. Faktor adat istiadat ini dapat menyebabkan konflik yang dilatarbelakangi fanatisme kesukuan.
4. Perbedaan Pemahaman
Faktor penyebab intoleransi lainnya adalah perbedaan dalam memahami ajaran secara tekstual. Misalnya, suatu kelompok yang menganggap kelompoknya paling benar, sedangkan yang lainnya sesat.
ADVERTISEMENT
5. Kebiasaan Mencampuri atau Menentang Keyakinan Orang Lain
Sikap intoleransi juga dipicu akibat sering mencampuri ataupun menentang keyakinan orang lain. Keyakinan yang dianut oleh orang lain akan dianggap salah apabila berbeda dengan apa yang ia yakini.
(NDA & SFR)