Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Intoleransi dalam Toleransi
30 Desember 2022 15:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Maulana Ihsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Intoleransi belakangan ini menjadi kasus yang cukup banyak dibicarakan di berbagai belahan bumi. Tidak hanya di negara-negara barat saja, di negara timur pun sering terjadi intoleransi, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Intoleransi sendiri merupakan sikap atau tindakan abai, acuh tak acuh, dan tidak peduli dengan adanya perbedaan terhadap satu sama lain. Sikap ini sangat tidak manusiawi, sehingga dapat memicu konflik dan kebencian atas sebuah perbedaan.
Dengan adanya kasus intoleransi, membuat berbagai pihak mempelopori gerakan atau kampanye yang tujuannya untuk mendorong toleransi antar sesama manusia. Namun, apakah usaha yang dilakukan itu berhasil?
Dua tahun lalu, tepatnya 25 Mei 2020, di Minneapolis, Amerika Serikat seorang pria kulit hitam bernama George Floyd tewas karena lehernya dihimpit lutut seorang petugas polisi, Derek Chauvin. Kematian George Floyd memicu masyarakat menggaungkan gerakan "Black Lives Matter". Namun, gerakan ini sebenarnya sudah ada sejak 2013 sebagai tanggapan atas pembebasan pembunuh pemuda berkulit hitam bernama Trayvon Martin.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang berubah sejak pembunuhan tahun 2013 itu? Nyatanya masih banyak sekali tindakan rasisme terhadap orang kulit hitam di berbagai negara.
Pada dasarnya, sikap toleransi merupakan sikap yang paling utama sebagai manusia. Karena kita sebagai makhluk sosial, pastinya hidup berdampingan dengan banyak orang. Sehingga sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama merupakan yang paling dasar untuk membangun sebuah hubungan yang baik.
Berbicara tentang toleransi, Indonesia merupakan negara yang kaya akan perbedaan. Mulai dari banyaknya suku, ras, budaya, agama, dan lain-lain. Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan kita, dan Pancasila menjadi dasar serta pedoman hidup kita sebagai warga negara Indonesia. Tetapi sayangnya perbedaan itu seringkali membuat kita bukannya bersatu, namun justru sebaliknya, terutama dalam bidang agama.
ADVERTISEMENT
Yang terbaru, ada kasus yang sangat disayangkan terjadi di Indonesia ini, yaitu ada perilaku yang sangat intoleran dilakukan oleh beberapa oknum yang ada di posko pengungsian gempa Cianjur. Mereka mencopot label posko bantuan yang memiliki tulisan Tim Aksi Kasih Gereja Reformed, yang tertulis di atas tenda. Aksi ini sampai mendapat respons dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Bagaimana bisa saat dalam suasana duka ada oknum yang melakukan sikap intoleransi seperti ini? Bayangkan ada pihak yang ingin membantu korban saat sedang bencana, namun ditolak oleh korban tersebut. Sangat ironis sekali.
Apa arti dari Bhinneka Tunggal Ika? Apa arti dari Pancasila? Apa arti dari kata toleransi jika hanya diucapkan saja?
Memang kata pepatah "action speak louder than words" ada benarnya, sehingga membuat semua kata-kata atau gerakan-gerakan tersebut seperti tidak ada gunanya.
ADVERTISEMENT
Dari contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya toleransi terhadap sesama. Setiap manusia pasti memiliki perbedaan, bahkan dari saat kita lahir. Perbedaan inilah justru yang harus membuat kita bersatu, bukan justru terpecah-belah.
Di samping banyaknya gerakan serta kata-kata toleransi belakangan ini, namun nyatanya masih banyak intoleransi di dalamnya. Meskipun sulit, tetapi harus tetap dilaksanakan demi kesejahteraan hidup kita bersama. Jangan hanya menjadi intoleransi dalam toleransi.