Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Haji Tamattu: Kelebihan dan Tata Caranya dalam Agama Islam
25 April 2025 20:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah mendengar istilah haji tamattu? Jenis haji ini sangat populer di kalangan umat Islam sehingga pengertian haji tamattu perlu dipahami lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Dalam Fiqih Lima Mazhab: Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali, Muhammad Jawad Mughniyah (2015:184) menjelaskan bahwa tamattu' adalah melakukan umrah terlebih dulu, yang selanjutnya diikuti dengan masa bebas ihram hingga waktu pelaksanaan haji.
Pengertian Haji Tamattu dan Kelebihannya dalam Agama Islam
Dalam pengertian haji tamattu, jamaah melakukan ibadah umrah terlebih dahulu. Setelah selesai umrah, jamaah diperbolehkan melepaskan pakaian ihram dan menjalani kehidupan seperti biasa hingga tanggal 8 Dzulhijjah.
Salah satu kelebihannya adalah adanya waktu istirahat dan kebebasan pasca umrah. Jamaah tidak terikat oleh larangan ihram, sehingga dapat memanfaatkan waktu luang untuk beribadah atau beraktivitas ringan lainnya.
Kondisi ini sangat menguntungkan terutama bagi jamaah yang datang lebih awal ke Tanah Suci. Mereka dapat mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebelum memasuki prosesi utama ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Tata Cara Pelaksanaan Haji Tamattu
Tata cara pelaksanaan haji tamattu harus diikuti sesuai ketentuan syariat. Setiap tahap memiliki makna ibadah yang mendalam dan menjadi bagian penting dari kesempurnaan manasik haji. Berikut beberapa tahapaan pelaksanaan haji tamattu.
1. Tahapan Awal Pelaksanaan
Pelaksanaan haji tamattu dimulai dengan menunaikan umrah secara lengkap, yaitu ihram, thawaf, sa’i, dan tahallul. Setelah menyelesaikan tahallul, jamaah dapat mengenakan pakaian biasa hingga waktu haji tiba.
2. Prosesi Puncak Haji
Pada tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah kembali mengenakan ihram dari tempat tinggalnya di Makkah. Setelah itu, dilanjutkan dengan niat haji, lalu berangkat ke Arafah sambil melafalkan talbiyah dengan penuh kekhusyukan.
Di Arafah, jamaah melaksanakan wukuf mulai dari waktu dzuhur hingga fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Aktivitas yang dilakukan meliputi zikir, membaca Al-Qur’an, mendengarkan khutbah, dan memperbanyak doa serta istighfar.
ADVERTISEMENT
3. Penyelesaian Rangkaian Manasik
Setelah wukuf, jamaah menuju Muzdalifah untuk bermalam atau mabit hingga menjelang subuh. Kemudian dilanjutkan perjalanan ke Mina guna melaksanakan pelemparan jumrah aqabah dengan tujuh lontaran kerikil.
Usai melempar jumrah, jamaah mencukur rambut dan menyembelih hewan sebagai dam. Selanjutnya, pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, jamaah melempar tiga jumrah yaitu ula, wustha, dan aqabah secara berurutan.
Setelah rangkaian lontaran selesai, jamaah kembali ke Makkah untuk thawaf ifadhah dan sa’i. Proses ini diakhiri dengan tahallul tsani, yang menandai berakhirnya semua larangan ihram bagi jamaah.
Setelah seluruh rangkaian selesai, jamaah tinggal menunggu jadwal pelaksanaan thawaf wada. Dengan demikian, seluruh prosesi pengertian haji tamattu telah tuntas dan sah menurut syariat Islam. (HAN)
ADVERTISEMENT