Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Kiblat dan Cara Menentukannya Pelaksanaan Sholat
20 September 2022 21:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berikut yang dimaksud kiblat adalah arah Ka'bah untuk melaksanakan sholat bagi umat Islam. Menghadap kiblat adalah salah satu syarat yang wajib dipenuhi oleh umat Islam ketika menjalankan sholat, baik sholat wajib maupun sholat sunnah. Saat ini, tidak sulit untuk mengetahui letak arah kiblat karena adanya bantuan dari teknologi canggih. Secara tidak langsung, hal ini memudahkan umat Muslim di masa kini untuk melaksanakan ibadah. Ilmu yang mempelajari tentang penentuan arah kiblat disebut dengan ilmu falak. Agar semakin paham, simak pengertian dan cara menentukan arah kiblat untuk pelaksanaan sholat di artikel ini.
ADVERTISEMENT
Pengertian Kiblat
Mengutip buku Ilmu Falak oleh Riza Afrian Mustaqim (2021), kiblat merupakan arah terdekat menuju Ka’bah yang melewati great circle saat mengerjakan ibadah sholat. Ka’bah merupakan bangunan suci yang menjadi pusat peribadatan kaum muslimin yang berada di kota Mekkah. Bentuk bangunan ini adalah kubus (muka’ab). Dari sebutan tersebut, kemudian muncul istilah Ka’bah.
Arah Ka’bah ditentukan dari berbagai titik di bumi dengan melakukan pengukuran dan perhitungan. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui arah letak Ka’bah di Mekkah jika dilihat dari suatu lokasi di permukaan bumi. Dengan begitu, semua gerakan yang dilakukan saat sholat selalu mengarah menuju Ka’bah.
Cara Menentukan Arah Kiblat
Cara mengetahui arah kiblat di masa awal Islam yaitu dengan menggunakan teori benda langit sebagai pedomannya. Saat Nabi Muhammad berada di Madinah dan melaksanakan sholat, beliau menghadap ke selatan. Posisi Madinah berada di utara Mekkah, sehingga menjadikan arah ke Ka’bah menghadap selatan. Nabi Muhammad menyatakan bahwa kiblat terletak di antara timur dan barat.
ADVERTISEMENT
Dahulu, cara menentukan arah kiblat memanfaatkan miqyas (tongkat Istiwa). Dalam praktiknya, orang zaman dahulu menggunakan bayangan matahari sebelum dan sesudah zawal atas miqyas. Dengan begitu, maka dapat diketahui arah barat dan timur yang sesungguhnya.
Cara ini mengacu pada bayangan dari ujung tongkat yang jatuh pada lingkaran titik pusat dari tongkat tersebut. Jika sudah ditentukan arah timur dan barat sejati, selanjutnya digunakanlah Rubu’ Mujayyab untuk mengukur titik koordinat arah kiblat.
Secara garis besar, cara menentukan arah kiblat berkembang sesuai meningkatnya intelektualitas kaum muslim . Perkembangan ini bisa diketahui dari perubahan besar di zaman Muhammad Arsyad al-Banjari. (DLA)