Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Teknik Pengambilan Sampel Accidental Sampling
19 Februari 2021 13:02 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 14 April 2023 17:26 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Acidental sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang bisa digunakan dalam penelitian ilmiah. Pengertian teknik pengambilan sampel Accidental sampling menurut buku Metodologi Penelitian Kesehatan yang ditulis oleh Notoatmodjo pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Teknik pengambilan sampel accidental sampling adalah cara pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Pengertian Accidental Sampling Menurut Para Ahli
Pengertian accidental sampling juga dikemukakan oleh para ahli. Berikut pemaparannya yang dikutip dari jurnal Analisis Penerapan Penghargaan & Hukuman dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Kedai Beringin Semarang karangan Bagas Nugroho:
1. Notoatmodjo
Menurut Notoatmodjo, accidental sampling merupakan pengambilan sampel secara aksidental dengan mengambil responden yang kebetulan ada di suatu tempat yang sesuai dengan konteks penelitian.
2. Sugiyono
Sugiyono mendefinisikan accidental sampling sebagai teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, sehingga peneliti bisa mengambil sampel pada siapa saja yang ditemui tanpa perencanaan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pengertian Teknik Pengambilan Sampel Accidental Sampling
Accidental sampling termasuk dalam teknik pengambilan sampel nonprobality, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel.
Misalnya, pada penelitian untuk meneliti perilaku konsumen di minimarket, peneliti bisa mengambil sampel dengan teknik accidental sampling dengan memilih siapa saja yang datang ke minimarket untuk diberikan kuesioner atau pertanyaan.
Dalam penelitian, terdapat beberapa tujuan untuk pengambilan sampel menurut Siegeng dalam Tahir, 2011:37, antara lain:
ADVERTISEMENT
Kelebihan Accidental Sampling
Accidental sampling banyak dipilih karena memiliki berbagai kelebihan yang dianggap lebih unggul daripada metode lainnya. Berikut beberapa kelebihannya:
1. Hemat
Mengutip buku Metodoloti Penelitian Pendidikan tulisan Rita Kumala Sari dkk., accidental sampling merupakan teknik yang hemat, baik dari segi biaya maupun waktu.
Dengan teknik ini, peneliti dapat dengan mudah mengumpulkan data dari subjek yang tersedia tanpa memerlukan proses pemilihan yang rumit ataupun biaya yang besar.
2. Eksplore
Dengan melakukan teknik accidental sampling yang mudah dan cepat, peneliti dapat memperoleh lebih banyak informasi secara efektif.
Dengan begitu, mereka akan lebih mudah mengeksplorasi topik atau hipotesis awal sebelum melakukan penelitian yang lebih besar dan spesifik untuk diteliti lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
3. Cepat
Accidental sampling memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dengan cepat karena subjek biasanya mudah dijangkau dan responsnya didapatkan secara langsung.
Hal itu sangat berguna jika penelitian harus dilakukan dalam waktu terbatas atau jika peneliti perlu mengumpulkan data dengan cepat agar bisa segera membuat keputusan.
4. Tidak Banyak Aturan
Teknik accidental sampling tidak memerlukan banyak aturan atau prosedur yang rumit dalam pemilihan sampel, sehingga lebih fleksibel. Peneliti bisa memilih subjek yang paling mudah dijangkau atau sesuai dengan kriteria yang diinginkannya.
Cara Menentukan Sampel Accidental Sampling
Mengutip buku Metodologi Penelitian Bisnis, Konsep, dan Aplikasi oleh Saprinal Manurung dkk., pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling bisa digunakan jika peneliti tidak memberi persyaratan ketat terhadap calon sampel yang dipilih.
ADVERTISEMENT
Meski lebih fleksibel, peneliti tetap harus memastikan bahwa sampel yang diambil masih mewakili populasi yang ingin diteliti. Agar lebih mudah, berikut cara menentukan sampel accidental sampling yang bisa dilakukan:
1. Memahami Populasi
Sebelum melakukan sampling, peneliti perlu memahami populasi yang akan diambil sampelnya. Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan seluruh unit atau individu yang memiliki sifat atau karakteristik sama.
2. Membuat Kerangka Sampling
Setelah populasi yang akan diambil sampelnya sudah dipahami, langkah selanjutnya adalah membuat kerangka sampling. Kerangka sampling untuk teknik accidental sampling cukup sederhana, yaitu berisi daftar individu dan daftar wilayah di mana sampel akan diambil.
3. Menentukan Jenis Teknik Sampling
Pilihlah teknik sampling yang sesuai dengan karakteristik populasi dan tujuan penelitian. Dalam hal ini, teknik sampling yang dipilih adalah accidental sampling.
ADVERTISEMENT
4. Mengumpulkan Data
Setelah teknik sampling sudah ditentukan data dapat dikumpulkan dari populasi yang tersedia secara kebetulan atau acak. Pengambilan sampel bisa dilakukan dengan cara mengambil subjek yang pertama kali ditemui dalam populasi pada waktu dan tempat tertentu.
5. Memeriksa Hasil Pengumpulan Data
Jika semua data telah terkumpul, langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah memeriksa hasil pengumpulan data. Tujuannya untuk memastikan bahwa data yang diperoleh cukup valid dan representatif terhadap populasi yang diteliti.
Contoh Accidental Sampling
Sebagaimana telah dijelaskan, teknik accidental sampling dilakukan dengan mengambil sampel orang yang kebetulan ditemui saat itu juga. Misalnya, untuk penelitian yang dilakukan pada nasabah, peneliti cukup menunggu di beberapa tempat sekitar bank.
Kemudian, ia bisa menetapkan sampel pada siapa pun orang yang berinteraksi dengan bank tersebut tanpa memandang unsur-unsur lain, seperti usia, profesi, gender, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Teknik accidental sampling juga bisa digunakan untuk penelitian yang membahas perilaku belanja konsumen di sebuah pusat perbelanjaan. Peneliti dapat memilih konsumen yang hadir dan memberikan kuesioner atau melakukan wawancara singkat dengannya.
(adelliarosa & ADS)