Penyebab Konflik Sampit dan Upaya Penyelesaiannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
27 Februari 2024 20:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Penyebab Konflik Sampit, Foto: Unsplash/Bulgac.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penyebab Konflik Sampit, Foto: Unsplash/Bulgac.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konflik Sampit adalah sebuah konflik yang terjadi pada tahun 2001 silam antara suku Dayak dan suku Madura di Kota Sampit, Kalimantan Tengah. Penyebab konflik Sampit ini adalah badanya perbedaan nilai dan budaya antar kedua suku tersebut.
ADVERTISEMENT
Akibat konflik tersebut, sekitar 600 orang meninggal dunia. Bahkan banyak orang yang melarikan diri ke daerah lain untuk menyelamatkan diri. Konflik mereda ketika pemerintah memperketat keamanan, mengevakuasi warga, dan menangkap para provokator.

Penyebab Konflik Sampit

Ilustrasi Penyebab Konflik Sampit, Foto: Unsplash/Bulgac.
Dikutip dari buku Pendidikan Multikulturisme Konsep, Tata Kelola, dan Praktik karya Dr. Suharno, M.Si (2021: 115), pertikaian etnis di Sampit, Kalimantan Tengah melibatkan etnis Dayak dan Madura.
Konflik ini telah mengakibatkan sekitar 600 orang meninggal dunia, 93 orang luka-luka, 1.034 rumah beserta kendaraan bermotor dirusak dan dibakar serta sebanyak 88.164 orang mengungsi.
Penyebab konflik Sampit adalah karena adanya perbedaan nilai dan budaya antara suku Dayak dan Madura yang berstatus sebagai pendatang. Selain itu, ada berbagai penyebab lainnya, seperti.
ADVERTISEMENT

1. Benturan Budaya

Faktor etnis memainkan peran penting dalam konflik ini. Suku Dayak dan suku Madura memiliki perbedaan budaya, tradisi, dan bahasa, yang menciptakan ketegangan antar kelompok.
Konflik Sampit disebabkan karena benturan budaya. Orang Madura dianggap tidak mau memahami budaya orang Dayak sehingga tidak sesuai dengan peribahasa "di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak".

2. Orang Madura Merasa Berpengaruh

Orang Madura merasa berpengaruh dan menganggap Sampit sebagai ekstensi dari Sampang, Pulau Madura, dapat menciptakan sentimen identitas dan dominasi.
Ketidaksetaraan, persaingan ekonomi, dan perasaan tidak diakui sebagai bagian dari komunitas lokal dapat memicu ketegangan yang meningkat menjadi kekerasan.

3. Persaingan Ekonomi

Salah satu pemicu utama konflik adalah persaingan ekonomi yang ketat di wilayah tersebut. Terdapat sengketa lahan dan sumber daya alam antara suku Dayak dan Madura, terutama terkait dengan perkebunan dan kehutanan.
ADVERTISEMENT
Orang Madura dianggap sukses dalam usaha ekonomi. Tetapi juga disebabkan adanya ketimpangan sosial di Sampit.

Upaya Penyelesaian Konflik

Ilustrasi Penyebab Konflik Sampit, Foto: Unsplash/Evgeny Ostroushko.
Untuk mengatasi konflik Sampit, ada beberapa upaya yang telah dilakukan. Berikut penjelasannya.

1. Pemulihan Keamanan

Penguatan keamanan dapat menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan aman, memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa pemerintah bertindak untuk melindungi mereka.

2. Evakuasi Warga

Evakuasi warga yang berada dalam kondisi risiko dapat membantu mengurangi potensi korban dan memberikan rasa perlindungan kepada masyarakat yang terdampak konflik.

3. Penangkapan Provokator

Menangkap para provokator yang terlibat dalam memicu atau memperburuk konflik dapat memotong mata rantai aksi kekerasan dan membantu dalam penegakan hukum.

4. Penyelidikan dan Keadilan

Penangkapan provokator dapat memungkinkan pemerintah untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas tindakan kekerasan diadili sesuai dengan hukum.
ADVERTISEMENT
Itulah penyebab konflik Sampit dan upaya penyelesaiannya. Jadi, konflik Sampit terjadi karena adanya benturan budaya dan perbedaan nilai antara suku Dayak dan suku Madura. (Umi)