Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Penyebab Terjadinya Pergolakan dalam Negeri di Indonesia
3 Desember 2022 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pergolakan dalam negeri di Indonesia terjadi karena belum ada rasa persatuan dan kesatuan yang kuat di kalangan rakyat Indonesia. Seperti yang diketahui, masih banyak hal yang harus dibenahi dalam pemerintahan Indonesia di masa awal kemerdekaan. pasalnya, berbagai konflik tidak hanya berasal dari luar, melainkan juga dari dalam negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang terjadi dari luar adalah usaha-usaha yang dilakukan bangsa Belanda dan Sekutu untuk meraih kekuasaannya kembali di tanah air. Sedangkan konflik yang muncul dari dalam berupa pemberontakan atau gerakan separatisme. Agar lebih memahami pergolakan dalam negeri di Indonesia, sebaiknya simak penyebab terjadinya peristiwa tersebut di artikel ini.
Baca juga : (Latar Belakang Peristiwa G30S PKI Secara Singkat)
Penyebab Pergolakan dalam Negeri di Indonesia
Mengutip buku Hukum Tata Negara Suatu Pengantar oleh Johan Jasin (2016), contoh pergolakan dalam negeri di Indonesia antara lain pemberontakan PKI di Madiun, DI/TII di berbagai daerah, pemberontakan Andi Aziz di Makassar, RMS, APRA, PRRI/Permesta, dan G30S/PKI. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gerakan tersebut antara lain yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Adanya Perbedaan Ideologi
Gerakan separatis umumnya timbul karena adanya perbedaan paham atau ideologi antarbeberapa kubu organisasi dalam negeri. Alhasil, upaya untuk memperjuangan cita-cita bangsa menjadi bercabang dan memicu terjadinya pemberontakan.
2. Ketidakpuasan dalam Menerima Keputusan
Faktor penyebab terjadinya pemberontakan yang berikutnya adalah adanya anggota yang tidak bisa menerima keputusan pemerintah dalam mengembalikan Indonesia menjadi negara kesatuan. Pasalnya, kedua kubu bersikeras mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur.
3. Konflik Sosial yang Tidak Berkesudahan
Umumnya, konflik terjadi dalam durasi yang panjang dan tidak mudah untuk terlesaikan. Hal tersebut mengakibatkan serpihan konflik dalam masyarakat semakin dalam dan melebar.
4. Munculnya Tokoh Pelopor
Munculnya tokoh pelopor pergolakan menyebabkan gerakan tersebut menjadi terstruktur dan sistematis. Alhasil, gerakan pemberontakan dalam negeri menjadi semakin lancar. Hal ini menimbulkan banyak korban . Sudah jelas, fungsi tokoh pelopor tersebut adalah memberikan komando kepada rakyat agar melakukan pemberontakan.
ADVERTISEMENT
Adanya pemberontakan dan pergolakan di daerah-daerah menandakan bahwa rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia masih kurang kuat. Dengan berkaca pada peristiwa-peristiwa di atas, diharapkan generasi di masa kini dapat semakin meningkatkan rasa solidaritas dan persatuan. (DLA)