Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Sistem Penilaian Pendidikan
8 Maret 2024 21:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sistem pendidikan Indonesia ada beberapa penilaian yang sering digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan dari siswa. Dua di antaranya adalah asesmen formatif dan sumatif, lalu apa perbedaan asesmen formatif dan sumatif?
ADVERTISEMENT
Secara umum ada beberapa perbedaan antara kedua jenis asesmen tersebut. Namun keduanya sama-sama digunakan untuk menilai apakah pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik atau belum.
Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Dikutip dari laman Direktorat SMP https://ditsmp.kemdikbud.go.id, asesmen formatif dan sumatif adalah dua jenis asesmen yang sering digunakan dalam sistem penilaian pendidikan .
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru tentang proses belajar mengajar, sedangkan asesmen sumatif bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir suatu periode atau program.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara asesmen formatif dan sumatif:
1. Waktu Pelaksanaan
Asesmen formatif dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung, misalnya melalui observasi, diskusi, kuis, atau portofolio.
Sedangkan asesmen sumatif dilakukan pada akhir suatu unit, bab, semester, atau tahun ajaran, misalnya melalui ujian akhir, tes standar, atau proyek akhir.
ADVERTISEMENT
2. Fungsi Umpan Balik
Asesmen formatif memberikan umpan balik yang bersifat formatif, yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengidentifikasi kebutuhan siswa. Umpan balik ini dapat digunakan oleh guru untuk menyesuaikan strategi pengajaran dan oleh siswa untuk memperbaiki kekurangan mereka.
Hal ini berbeda dengan asesmen sumatif yang memberikan umpan balik yang bersifat sumatif, yaitu untuk menilai pencapaian kompetensi siswa. Umpan balik ini dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi efektivitas pengajaran dan oleh siswa untuk mengetahui kemampuan mereka.
3. Bentuk Penilaian
Dalam dunia pendidikan Indonesia asesmen formatif biasanya menggunakan bentuk penilaian yang lebih fleksibel, kreatif, dan autentik, yang sesuai dengan konteks dan tujuan pembelajaran. Bentuk penilaian ini dapat melibatkan interaksi, kolaborasi, refleksi, atau produk siswa.
Sedangkan asesmen sumatif biasanya menggunakan bentuk penilaian yang lebih baku, objektif, dan normatif, yang sesuai dengan standar dan kriteria pencapaian. Bentuk penilaian ini dapat melibatkan pilihan ganda, isian singkat, atau esai.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Mengenal 5 Fungsi Asesmen Sumatif bagi Guru
Dari perbedaan asesmen formatif dan sumatif tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa masing-masing memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam sistem penilaian pendidikan. Kedua asesmen ini bisa dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran lebih baik. (WWN)