Posisi Tidur yang Baik Setelah Keguguran dan Tips Pemulihan yang Efektif

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
18 Mei 2022 21:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi posisi tidur menyamping yang baik setelah keguguran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi posisi tidur menyamping yang baik setelah keguguran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami keguguran, setiap perempuan pasti melakukan banyak cara untuk dapat mengembalikan kondisi tubuh. Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebagai cara pemulihan adalah posisi tidur setelah kuretase.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui bagaimana posisi tidur yang baik setelah keguguran, simak pemaparan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Posisi Tidur Setelah Kuretase

Ilustrasi posisi tidur yang baik setelah keguguran. Foto: Unsplash
Keguguran merupakan suatu kondisi yang dialami perempuan saat kehilangan kehamilannya. Dikutip dari Ensiklopedi Macam-Macam Penyakit: Flek Hitam hingga Kutu Rambut oleh Atma Endris, dkk., (2021: 21), keguguran adalah kehilangan kehamilan saat 20 minggu pertama kandungan.
Kebanyakan kondisi keguguran terjadi antara minggu ke-7 sampai 12, atau yang dikenal dengan trimester pertama. Keguguran biasanya terjadi karena perempuan tersebut tidak menyadari kehamilannya.
Di sisi lain, perempuan yang menyadari kehamilannya memiliki risiko keguguran mulai dari 1% hingga 20%. Keguguran dapat disebabkan oleh pertumbuhan tidak normal pada janin.
Namun, keguguran juga bisa terjadi akibat stres dan trauma sehingga perkembangan kehamilan terhambat. Setelah mengalami keguguran, seorang perempuan perlu memperhatikan beberapa hal untuk mengembalikan kondisi tubuh agar kembali stabil.
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan perlu menghindari peradangan yang dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada tubuh. Misalnya, mengonsumsi makanan yang dapat menyebabkan peradangan seperti makanan berlemak serupa daging atau makanan mengandung susu.
Tak hanya itu, Anda juga perlu memperhatikan posisi tidur yang baik setelah keguguran. Pastikan posisi badan rileks dan hindari posisi badan yang membuat darah tersumbat.
Dikutip dari Specialty Surgical Center SCA Health, adapun beberapa posisi tidur setelah kuretase atau keguguran yang disarankan, yaitu:

1. Tidur Terlentang

Contoh posisi tidur yang paling baik setelah kuretase adalah tidur terlentang. Hampir semua orang yang menjalani operasi pada tulang belakang, pinggul, kaki, dan lengan disarankan untuk tidur terlentang.
Posisi tidur ini membantu menjaga tubuh Anda tetap sejajar. Selain itu, pastikan untuk menghindari posisi tidur dengan memposisikan kaki lebih tinggi daripada badan.
ADVERTISEMENT

2. Tidur Menyamping

Ilustrasi posisi tidur yang baik setelah keguguran. Foto: Unsplash
Dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk tidur dengan posisi menyamping atau miring ke kanan. Namun, ada sebagian kasus di mana tidur menyamping mungkin tidak diperbolehkan oleh dokter, terutama bagi mereka yang sempat menjalani operasi tulang belakang atau pinggul.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan agar Anda menggunakan pendukung yang terselip di antara lutut atau pergelangan kaki, seperti satu atau dua bantal yang dirancang khusus.

3. Tidur di Perut (Tengkurap)

Dalam kebanyakan kasus, tidur tengkurap setelah kuretase tidak disarankan. Posisi ini dapat membahayakan kesehatan tulang belakang Anda dan memberi terlalu banyak tekanan pada pinggul atau area tubuh lainnya.
Konsultasikan dengan dokter posisi tidur yang baik setelah kuretase. Jika Anda adalah orang yang suka tidur tengkurap, Anda harus tidur dengan posisi menyamping atau terlentang sampai benar-benar sembuh.
ADVERTISEMENT
Selain posisi tidur di atas, Anda disarankan agar beristirahat lebih lama untuk pemulihan kondisi tubuh yang efektif. Anda juga dapat mencoba berjalan untuk mencegah penggumpalan darah di sekitar kaki.
Tidak hanya itu, Anda sebaiknya menghindari berhubungan seks dalam jangka waktu tertentu untuk membantu mengembalikan kondisi tubuh Anda.

Risiko Komplikasi Kuretase

Ilustrasi pasien wanita yang telah menjalani operasi kuretase. Foto: Pexels
Kuretase adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dalam rahim. Mengutip jurnal Dilation and Curettage oleh Danielle B. Cooper, dkk., kuretase jarang menimbulkan masalah, tetapi ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan komplikasi kuretase, seperti:

1. Perforasi Rahim

Perforasi rahim adalah suatu kondisi terbentuknya lubang di rahim. Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita yang baru saja hamil dan wanita yang telah mengalami menopause.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan perforasi rahim sembuh dengan sendirinya. Namun, jika pembuluh darah atau organ lain rusak, prosedur bedah lanjutan mungkin diperlukan untuk memperbaiki kondisi ini.

2. Kerusakan Jaringan Rahim

Kuretase yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang benar akan menimbulkan sejumlah risiko, seperti kerusakan jaringan, infeksi rahim, atau rahim menjadi robek.

3. Kerusakan pada Serviks

Jika serviks robek selama proses kuretase, dokter bedah biasanya akan memberikan tekanan atau obat untuk menghentikan pendarahan dan menutup luka dengan jahitan.

4. Jaringan Parut di Dinding Rahim

Dalam kasus yang jarang, kuretase dapat menyebabkan perkembangan jaringan parut di rahim atau yang dikenal sebagai sindrom Asherman. Sindrom Asherman paling sering terjadi ketika kuretase dilakukan setelah keguguran atau persalinan.

5. Infeksi

Komplikasi lainnya dari kuretase adalah infeksi. Komplikasi ini ditandai dengan gejala infeksi pada alat genital, seperti panas, perdarahan vagina yang berbau, rahim yang membesar, lembek, serta nyeri dan leukositosis. Biasanya, penderita infeksi berat juga mengalami syok endoseptik.
ADVERTISEMENT
Itulah sederet posisi tidur yang baik setelah keguguran yang bisa Anda terapkan lengkap dengan saran untuk membantu tubuh kembali pulih setelah mengalami keguguran. Jangan lupa terapkan gaya hidup sehat untuk menjaga tubuh tetap sehat dan stabil.
(DAP & SFR)