Konten dari Pengguna

Prinsip-Prinsip Politik Islam Menurut Perspektif Al-Quran

Berita Terkini
Penulis kumparan
17 Januari 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi prinsip-prinsip politik Islam. Foto: Unsplash/Joakim Honkasalo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi prinsip-prinsip politik Islam. Foto: Unsplash/Joakim Honkasalo
ADVERTISEMENT
Islam adalah agama yang mengatur seluruh kehidupan dan batasan manusia, termasuk dalam bidang politik. Dalam melaksanakan pemerintahan, terdapat prinsip-prinsip politik Islam menurut perspektif Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Meskipun Al-Quran tidak menyebutkan bagian secara terperinci. Namun itulah yang membuat umat Islam dituntut untuk berijtihad dan mengembangkan sistem politik dan perundang-undangan sesuai kebutuhan waktu dan tempat.

Prinsip-Prinsip Politik Islam Menurut Perspektif Al-Quran

Ilustrasi prinsip politik Islam menurut perspektif Al-Quran. Foto: Unsplash/Masjid MABA
Para pakar menjelaskan berbagai prinsip-prinsip politik Islam menurut perspektif Al-Quran. Adapun menurut jurnal Prinsip Dasar Hukum Politik Islam dalam Perspektif Al-Quran oleh Mutiara Fahmi (2017), terdapat enam macam prinsip politik menurut perspektif Al-Quran, yakni:

1. Prinsip Kedaulatan

Prinsip kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Kedaulatan yang mutlak dan legal adalah milik Allah. Kedaulatan tersebut dipraktikkan dan diamanahkan kepada manusia selaku khalifah di muka bumi.
Kedaulatan ini terletak di dalam kehendak Allah SWT seperti yang dapat dipahami dari syari'ah. Syari'ah sebagai sumber dan kedaulatan yang aktual dan konstitusi ideal, tidak boleh dilanggar. Sedang masyarakat Islam yang diwakili oleh konsensus rakyat (ijma' al-ummah), memiliki kedaulatan dan hak untuk mengatur diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Prinsip kedaulatan didasarkan pada Surat Yusuf ayat 40,
مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya, “Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yusuf: 40)

2. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan adalah kunci utama penyelenggaraan negara. Keadilan dalam hukum menghendaki setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum. Seperti yang dicontohkan ketika Rasulullah SAW memulai membangun negara Madinah.
ADVERTISEMENT
Beliau memulainya dengan membangun komitmen bersama dengan semua elemen masyarakat yang hidup di Madinah dari berbagai suku dan agama.
Prinsip dari keadilan terdapatdalam Surat An-Nisa ayat 58,
نَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

3. Prinsip Mustawarah dan Ijma

Musyawarah atau ijma adalah proses pengambilan keputusan dalam semua urusan kemasyarakatan yang dilakukan melalui konsensus dan konsultasi dengan semua pihak. Kepemimpinan negara dan pemerintahan harus ditegakkan berdasarkan persetujuan rakyat melalui pemilihan secara adil, jujur, dan amanah.
ADVERTISEMENT
Prinsip dari musyawarah dan ijma berdasarkan pada Surat Ali Imran ayat 159,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)

4. Prinsip Persamaan

Prinsip persamaan didasarkan pada Surat Al Hujurat ayat 13,
ADVERTISEMENT
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Pada ayat di atas membuktikan bahwa agama Islam mengakui adanya pluratisme dalam kehidupan bermasyarakat. Namun agama Islam tidak memtoleransi paham plurasime jika berhubungan dengan relatifitas seluruh ajaran agama atau semua agama adalah sama.

5. Hak dan Kewajiban Negara dan Rakyat

Semua warga negara dijamin hak-hak dasar tertentu. Beberapa hak warga negara yang perlu dilindungi yakni:
ADVERTISEMENT
Hal ini juga tertulis dalam Surat An Nisa ayat 59,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)
ADVERTISEMENT

6. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Amar ma'ruf nahi munkar adalah sebuah mekanisme check and balancing dalam sistem politik Islam. Seorang pemimpin dalam pandangan mayoritas Islam bukan seorang yang suci. Oleh karenanya, sangat mungkin untuk dikritisi dan dinasihati.
Sebagaimana yang tertulis dalam Surat Ali Imran ayat 104,
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Dari 6 prinsip politik Islam di atas membuat sebuah negara dapat menjadikan lebih demokratis, adil, dan damai. Hal ini disebabkan karena prinsip-prinsip di atas berdasarkan penghargaan hak asasi manusia.(MZM)
ADVERTISEMENT