Konten dari Pengguna

Proses Penyelesaian Ketegangan di Rengasdengklok Sebelum Proklamasi

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 Agustus 2022 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 24 Februari 2023 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Proses Penyelesaian Ketegangan di Rengasdengklok Sebelum Proklamasi. (Foto: Endho by https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Proses Penyelesaian Ketegangan di Rengasdengklok Sebelum Proklamasi. (Foto: Endho by https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, terjadi peristiwa dibomnya Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu. Peristiwa ini memberi dampak besar bagi perjuangan rakyat Indonesia, karena kekalahan Jepang sudah tidak dapat ditutup-tutupi lagi. Para pejuang Indonesia pun mulai menyiapkan waktu yang tepat untuk melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito telah mengumumkan bahwa Jepang menyerah akan sekutu melalui siaran radio di Jakarta. Akhirnya para pemuda bersepakat untuk mendorong golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, terdapat perbedaan antara golongan pemuda dan tua perihal waktu proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketegangan di Rengasdengklok dapat diakhiri setelah proklamasi ditetapkan tanggal 17 Agustus. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai peristiwa Rengasdengklok sebelum proklamasi kemerdekaan.
ADVERTISEMENT

Menilik Sejarah Peristiwa Rengasdengklok

Ilustrasi Proses Penyelesaian Ketegangan di Rengasdengklok Sebelum Proklamasi. (Foto: mufidpwt by https://pixabay.com/id/)
Ketegangan di Rengasdengklok dapat diakhiri setelah proklamasi ditetapkan tanggal 17 Agustus 1945. Apabila kita melihat sejarah sebelum proses proklamasi, terjadi perbedaan suara antara golongan tua dan pemuda dalam menetapkan tanggal kemerdekaan. Para pemuda yang berkumpul di Menteng Raya 31, seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Aidit, Darwis, Djohar Nur, dan Wikana bersepakat untuk mendorong golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan mudah (rata-rata usia 25 tahun), kemudian mendesak kepada golongan tua (usia 45-50 tahun) untuk mengabulkan kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang ditulis oleh Lukman Surya SAputra (2007: 48), perbedaan pendapat tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda beranggapan jika Soekarno dan Hatta tetap berada di Jakarta, kedua tokoh ini akan dipengaruhi oleh Jepang. Pemilihan Rengasdengklok pun dilakukan karena merupakan kota kecil di utara Kabupaten Karawang yang didasarkan pada perhitungan militer dan letaknya yang strategis.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Rengasdengklok Indonesia, yaitu penculikan Soekarno dan Hatta dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 4.00 WIB. Ketegangan di Rengasdengklok dapat diakhiri setelah proklamasi ditetapkan tanggal 17 Agustus 1945. Semoga informasi di atas bermanfaat! (CHL)