Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Proses yang Membentuk Seni Budaya Lokal Indonesia menjadi Tradisi Islam
28 Maret 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Seni budaya lokal Indonesia yang menjadi tradisi Islam terbentuk karena proses akulturasi. Sumber: pexels.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01ht1wgtpwzvd83mj1k3wayp1n.jpg)
ADVERTISEMENT
Seni budaya lokal Indonesia yang menjadi tradisi Islam terbentuk karena proses akulturasi. Berkat adanya akulturasi ini, maka lahirnya banyak kebudayaan baru di Indonesia yang berasal dari penyatuan dua budaya yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Adapun seni budaya lokal di Indonesia yang mendapat pengaruh agama Islam juga sangat banyak. Bahkan hingga kini masyarakat masih bisa menemukan bentuk akulturasi kebudayaan tersebut.
Istilah untuk Proses yang Membentuk Seni Budaya Lokal Indonesia yang menjadi Tradisi Islam
Mengutip dari buku Islam Nelayan; Rekonstruksi Ritual Keislaman dalam Bingkai Islam dan Budaya Lokal Masyarakat Nelayan Cirebon, Endang Supriadi (2023), seni budaya lokal Indonesia yang menjadi tradisi Islam terbentuk karena proses akulturasi.
Hasil akulturasi antara kebudayaan pra-Islam dengan setelah masuknya Islam tidak hanya berbentuk kebendaan, seperti seni bangunan dan karya sastra. Namun, juga berkaitan dengan pola hidup dan tradisi masyarakat.
Adapun beberapa contoh budaya lokal Indonesia yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Kalender Jawa
Kalender Jawa merupakan perpaduan antara kalender hijriah dengan penanggalan Jawa. Contohnya, bulan Muharram diganti menjadi Sura dan Safar menjadi Sapar.
2. Bangunan Masjid
Masjid adalah hasil akulturasi budaya yang kini bisa terlihat pada bangunan masjid kuno. Contohnya, seperti masjid dengan atap yang berbentuk tumpang. Bentuk atap seperti ini merupakan hasil akulturasi Islam dengan budaya HIndu.
Kemudian adanya menara yang digunakan sebagai tempat mengumandangkan azan. Bangunan tersebut dibuat dengan susunan seperti candi. Salah satu masjid yang memiliki menara seperti ini adalah Masjid Kudus.
3. Seni Ukir dan Kaligrafi
Seni ukir adalah hasil akulturasi budaya lokal dengan Islam. Beberapa contohnya, seperti ukiran di hiasan masjid, bangunan makam di bagian jirat, hingga tiang cungkup. Adapun motif yang digunakan antara lain adalah bukit karang bunga, daun, hingga kaligrafi dan pemandangan alam.
ADVERTISEMENT
Kaligrafi Islam juga tidak hanya dapat ditemukan pada masjid kuno. Pasalnya, kini ada banyak masjid yang juga memberikan sentuhan ukiran kaligrafi pada dinding hingga mimbar.
Berdasarkan ulasan singkat di atas, bisa diketahui bahwa seni budaya lokal yang menjadi tradisi Islam terbentuk karena proses akulturasi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya. (Anne)