Konten dari Pengguna

Ragam dan Contoh Upacara Adat di Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
29 Juli 2022 23:08 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 22 Februari 2023 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ragam dan Contoh Upacara Adat di Indonesia. (Foto: Leo Sagala | Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ragam dan Contoh Upacara Adat di Indonesia. (Foto: Leo Sagala | Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
Indonesia terkenal akan wilayahnya yang luas dan keberagaman hayatinya. Luasnya wilayah nusantara melahirkan keanekaragaman budaya dari Sabang hingga Merauke, salah satunya upacara adat.
ADVERTISEMENT
Setiap daerah di Indonesia memilki kebudayaan yang berbeda. Karakteristik, kepercayaan, dan kebiasaan budaya di masing-masing daerah tersebut juga beraneka macam.
Beberapa budaya yang ada di Indonesia adalah upacara adat, kesenian tari, seni bela diri, hingga kesenian musik. Ada berbagai contoh upacara adat di Tanah Air, misalnya upacara ngaben di Bali. Lantas, apa saja upacara adat lainnya?

Contoh Upacara Adat di Indonesia

Ilustrasi salah satu upacara adat yang dilakukan di Bali. Foto: Pixabay
Sebelum mengulas ragam dan contoh upacara adat di Indonesia, ada baiknya mengetahui arti dari kebudayaan. Dalam buku Sosiologi karya Horton dan Taylor Chester (1996: 53), kebudayaan didefinisikan sebagai berikut:
Merujuk kutipan tersebut, kebudayaan berasal dari adat istiadat dan kebiasaan anggota masyarakat di suatu wilayah tertentu. Oleh sebab itu, budaya di setiap daerah berbeda.
ADVERTISEMENT
Salah satu budaya yang hingga saat ini masih dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi adalah upacara adat. Upacara adat merupakan tradisi masyarakat tradisional yang dianggap masih memiliki nilai-nilai penting bagi kehidupan dan diselenggarakan secara rutin.
Upacara adat di setiap daerah dilakukan secara turun-temurun dan berfungsi untuk menghormati leluhur, Tuhan Yang Maha Esa, serta sekaligus melestarikan budaya. Berikut ragam dan contoh upacara adat di Indonesia yang bisa dipahami.

1. Ngaben (Bali)

Ngaben merupakan salah satu upacara adat di Bali yang paling terkenal. Upacara adat ini diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah tiada.
Upacara adat Ngaben diawali dengan membakar jenazah dan melarung abu ke laut. Tujuan prosesi ini adalah pensucian roh agar dapat kembali ke Sang Pencipta.
ADVERTISEMENT

2. Kasada (Jawa Timur)

Kasada merupakan upacara adat yang berasal dari Jawa Timur. Tradisi Kasada biasanya dilakukan oleh suku Tengger yang memeluk agama hindu.
Pada upacara ini, biasanya suku Tengger akan melemparkan sesajen berisi buah, hasil ternak, dan bahkan uang ke kawah Gunung Bromo. Tujuan diadakannya upacara ini adalah sebagai bentuk permohonan ampun dari Brahmana atau Dewa Pencipta.

3. Dahau (Kalimantan Timur)

Dahau merupakan salah satu upacara adat yang berasal dari daerah Kalimantan Timur. Upacara ini dilakukan ketika seorang bayi keturunan bangsawan atau orang terpandang lahir ke dunia.
Pada upacara Dahau, bayi akan diberikan nama dan ritual adat akan berlangsung selama satu bulan penuh.

4. Peusijuek (Aceh)

Peusijuek adalah tradisi masyarakat Aceh yang dilakukan hampir di semua upacara adat, baik itu perkawinan, kelahiran, kematian, berangkat haji, selamatan syukuran, khitan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Peusijuek menurut bahasa artinya "pendingin". Dikutip dari 100 Tradisi Unik di Indonesia oleh Fatiharifah (2017: 9), Peusijeuk bertujuan untuk mendoakan atau memberkati sesuatu.
Tradisi Peusijeuk diadakan oleh seluruh masyarakat desa dan kota yang biasanya dipimpin oleh tokoh agama atau tokoh adat yang dituakan.
Bahan-bahan yang sering digunakan dalam Peusijuek antara lain daun, rerumputan, beras, air, tepung, nasi, dan ketan. Masing-masing bahan mempunyai makna filosofi.
Menurut sejarah, awalnya Peusijuek merupakan ritual Hindu. Namun, semenjak Islam masuk ke tanah Aceh, ritual yang tidak sesuai ajaran dileburkan dengan ajaran Islam.
Peusijuek mulanya diiringi dengan pembacaan mantra dan jampi-jampi. Namun, Islam menggantinya dengan pembacaan doa dan zikir kepada Allah.

5. Mekikuwa (Sulawesi Utara)

Mekikuwa adalah upacara adat suku Minahasa di Manado, Sulawesi Utara. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan di sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, upacara ini juga sebagai permohonan kepada Tuhan agar dibukakan jalan untuk memperoleh banyak berkat dalam menjalani tahun yang baru.
Mekikuwa diselenggarakan dengan melakukan pawai yang dilakukan oleh masyarakat dan diiringi dengan memainkan alat musik sambil bernyanyi. Upacara ini dilakukan mulai dari tengah malam pergantian tahun hingga waktu subuh.

6. Nujuh Bulan (Jakarta)

Salah satu upacara adat Betawi yang masih sering diadakan di Jakarta ialah upacara Nujuh Bulan. Upacara ini diadakan bagi ibu yang sedang hamil anak pertamanya.
Setelah kehamilannya berumur tujuh bulan, pihak keluarga mengadakan upacara atau selamatan. Selamatan artinya kegiatan untuk memperingati peristiwa dan memohon keselamatan.
Upacara Nujuh Bulan dilaksanakan dengan tujuan memohon kepada Tuhan agar anak dalam kandungan selalu sehat serta diberi kelancaran dan keselamatan pada saat ibu melahirkan.
ADVERTISEMENT
Didoakan juga agar kelak anak tersebut menjadi anak yang saleh, taat menjalankan ibadah, dan berbakti kepada orang tua.
Ilustrasi seorang wanita yang mempersiapkan nujuh bulan. Foto: Pexels

7. Accera Kolompoang (Sulawesi Selatan)

Accera Kolompoang adalah upacara adat yang sangat sakral bagi masyarakat kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Upacara ini diselenggarakan di rumah adat Ballalompoa.
Upacara Accera Kalampoang merupakan acara ritual pencucian benda-benda peninggalan Kerajaan Gayo, yang berupa benda-benda pusaka, mulai dari salokoa (mahkota) gelang berbentuk naga, rantai emas, dan senjata sakti.
Dalam prosesnya, benda pusaka dicuci dengan air sumur bungun Lompoa. Upacara ini berlangsung selama dua hari menjelang dan pada hari raya Idul Adha.

8. Grebeg (Yogyakarta)

Grebeg merupakan salah satu upacara adat Keraton Ngaogyakarta Hadiningrat yang pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Hamengkubuwana I. Upacara ini melibatkan semua lapisan masyarakat Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Secara formal, upacara adat ini bersifat keagamaan yang dikaitkan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW serta kedua hari raya Islam (Idul Adha dan Idul Fitri). Karenanya, tradisi ini dikenal juga sebagai Grebeg Syawal.
Dikutip dari buku Wawasan Nusantara oleh Sri Widayarti (2020: 29), ada 3 tahapan dalam upacara Grebeg, yaitu:
Gunungan Hajad Dalem ini akan diperebutkan oleh masyarakat yang percaya bahwa apabila memakan sebagian dari gunungan akan mendapatkan rezeki selama berlangsungnya tahun.
ADVERTISEMENT

9. Rambu Solo (Sulawesi Selatan)

Rambu Solo adalah sebuah upacara pemakaman khas Toraja, Sulawesi Selatan yang mewajibkan keluarga orang yang meninggal membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir di Suku Toraja.
Upacara Rambu Solo terdiri dari acara Sapu Randanan, Tombi Saratu, serta Ma'nene. Upacara-upacara ini diisi oleh seni tari dan seni musik khas Toraja.

10. Lompat Batu (Sumatra Utara)

Di Pulau Nias, Sumatra Utara terdapat upacara adat yang disebut upacara Lompat Batu. Upacara ini dilakukan oleh seorang laki-laki yang mengenakan pakaian adat meloncati susunan batu yang disusun setinggi lebih dari dua meter.
Upacara Lompat Batu dimaksudkan sebagai lambang peralihan anak laki-laki menjadi anak masa remaja. Upacara ini diperuntukkan bagi anak laki-laki yang telah berumur 18 tahun.
ADVERTISEMENT

11. Batimbang Tando (Sumatra Barat)

Upacara adat Batimbang Tando merupakan rangkaian upacara perkawinan di Sumatra Barat, yang maknanya saling bertukar barang untuk tanda ikatan.
Sistem kekerabatan Sumatra Barat menganut garis ibu, sehingga anak yang mau menikah maka pinangan dilakukan oleh pihak wanita.

12. Turun Tanah (Aceh)

Upacara Turun Tanah atau disebut juga "Peutron Aneuk U Tanoh" adalah upacara yang diperuntukkan bagi bayi yang sudah berumur 44 hari.
Dalam pelaksanaannya, orang tua menurunkan bayi ke tanah, sang ibu harus pula melakukan berbagai pantangan agar si bayi dapat tumbuh sehat dan baik.
Upacara adat ini dipimpin oleh seorang ketua adat sambil mengucapkan doa-doa. Doa tersebut diharapkan agar sang bayi dalam perjalanan hidupnya selalu mendapatkan keselamatan dan lindungan dari Tuhan dan kelak menjadi manusia yang baik.
ADVERTISEMENT
(FAR & SFR)