Konten dari Pengguna

Raja yang Mampu Mempersatukan Kerajaan Mataram Kuno yang Terpecah

Berita Terkini
Penulis kumparan
11 Juni 2025 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerajaan Mataram Kuno yang Terpecah Dapat Disatukan Kembali pada Masa Pemerintahan Raja Rakai Pikatan     Sumber Unsplash/Eugenia Clara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerajaan Mataram Kuno yang Terpecah Dapat Disatukan Kembali pada Masa Pemerintahan Raja Rakai Pikatan Sumber Unsplash/Eugenia Clara
ADVERTISEMENT
Kerajaan Mataram Kuno sempat mengalami perpecahan di antara 2 dinasti yang menguasai pemerintahan. Kerajaan Mataram Kuno yang terpecah dapat disatukan kembali pada masa pemerintahan seorang raja yang bijaksana.
ADVERTISEMENT
Perpecahan Kerajaan Mataram Kuno disebabkan oleh persaingan antara Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya adalah pemeluk agama Hindu, sedangkan Dinasti Syailendra merupakan pengikut agama Buddha.

Kerajaan Mataram Kuno yang Terpecah Dapat Disatukan Kembali pada Masa Pemerintahan Siapa?

Ilustrasi Kerajaan Mataram Kuno yang Terpecah Dapat Disatukan Kembali pada Masa Pemerintahan Raja Rakai Pikatan Sumber Unsplash/Mitch Hodiono
Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang tidak luput dari perpecahan yang juga terjadi pada kerajaan-kerajaan nusantara lainnya. Kerajaan Mataram Kuno yang terpecah dapat disatukan kembali pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan.
Berdasarkan buku Sejarah 2, Sardiman (2012:34), perpecahan dalam Kerajaan Mataram Kuno akhirnya disatukan kembali melalui perkawinan antara Rakai Pikatan (Hindu) dengan Pramudyawardani putri dari Raja Samaratungga (Buddha) pada tahun 832.
Dari perkawinan politik tersebut, Dinasti Syailendra dan Sanjaya akhirnya bersatu kembali di bawah pemerintahan Rakai Pikatan. Tujuan Raja Samaratungga menikahkan Pramodawardhani dan Rakai Pikatan adalah untuk menyatukan dua dinasti.
ADVERTISEMENT
Setelah menikah dan mewarisi takhta Samaratungga, Pramodawardhani bergelar Sri Kahulunan. Dari pernikahannya, lahir Rakai Gurunwangi Dyah Saladu dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.
Perbedaan agama di antara Raja Rakai Pikatan dan Pramodawardhani terbukti tidak menimbulkan masalah. Selama memerintah, keduanya sama-sama menjunjung toleransi beragama dan mendukung pembangunan candi bercorak Hindu maupun Buddha.
Namun, bersatunya kedua golongan dinasti mendapat hambatan dari Balaputradewa, yang merupakan anak dari Samaratungga dengan Dewi Tara. Balaputradewa menentang Pikatan sehingga terjadilah perang perebutan kekuasaan.
Dalam perang tersebut, Balaputradewa membuat benteng pertahanan di perbukitan sebelah selatan Prambanan. Benteng ini sekarang dikenal dengan nama Candi Boko.
Catatan sejarah tersebut dapat dilihat dari prasasti Ratu Boko (tahun 856). Dalam pertempuran melawan Rakai Pikatan, akhirnya Balaputradewa terdesak dan melarikan diri ke Sumatra dan menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Mataram Kuno yang terpecah dapat disatukan kembali pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan. Ia adalah raja keenam Kerajaan Mataram Kuno yang berkuasa antara tahun 840-856.(DK)